Pesepak Bola Inggris Jordon Ibe Ungkap Perjuangan Melawan Depresi selama Empat Tahun

Pesepak bola asal Inggris Jordon Ibe mengungkap perjuangannya yang melawan depresi selama bertahun-tahun

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2021, 11:00 WIB
Pemain Liverpool, Alberto Moreno (kanan) merayakan Gol bersama, Jordon Ibe. Pada Leg pertama semi-final Piala Liga Inggris di Stadion Britannia, Stoke-on-Trent, Inggris, Rabu (06/01/2016) dini hari WIB. (AFP Photo/Oli Scarff)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 22 Januari 2021, pesepak bola asal Inggris Jordon Ibe memberanikan diri untuk mengungkap kisah perjuangannya melawan depresi selama beberapa tahun. Melalui Instagram, mantan pemain Liverpool dan Bournemouth ini berbagi cerita.

"Saya telah menemukan diri saya berada di tempat yang gelap karena menderita depresi. Ini bukanlah skema untuk media atau (cara untuk) membuat kaliam membicarakan diri saya, saya hanya merasa sulit, sungguh,” tulisnya seperti dilansir dari SportBible.

“Saya menghargai cinta dan pesan yang dikirimkan semua orang. (Ini adalah) masa-masa yang sulit secara umum karena pandemi. Saya mendapat dukungan penuh dari keluarga dan Derby County. Saya akan memperbaiki diri saya dan situasi ini,” sambung Ibe.

Seperti jutaan orang lain yang menderita dalam diam, Ibe rupanya juga telah merahasiakan kondisi kesehatan mentalnya selama bertahun-tahun, termasuk dari orang-orang terdekatnya. Akan tetapi, pada Januari lalu, ia melakukan hal berbeda.

Pesepak bola berusia 25 tahun tersebut memutuskan untuk membagikan perjuangannya melalui tulisan di Instagram. Mengutip SportBible, langkah ini bisa jadi telah menyelamatkan dirinya.

“Itu adalah masa-masa tergelap dalam hidup saya,” tulis Ibe. “Saya merasa perlu berbicara, karena jika tidak, saya tidak tahu apa lagi yang bisa terjadi, ini adalah hal baik yang saya lakukan,” ungkap sang pemain.


Kesalahpahaman

Aksi pemain Manchester United, Luke Shaw (kanan) melewati adangan pemain Bournemouth, Jordon Ibe, pada lanjutan Premier League di Vitality Stadium, Bournemouth, (18/4/2018). MU menang 2-0. (Adam Davy/PA via AP)

Memang terdapat banyak kesalahpahaman di kalangan masyarakat mengenai hidup atlet profesional. Salah satu kesalahan terbesar adalah munculnya anggapan bahwa sosok-sosok tersebut kebal dengan penderitaan.

Padahal nyatanya, kesehatan mental tak pandang bulu. Hal ini dapat memengaruhi orang dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk atlet dan figur publik.

Mantan gelandang Arsenal Jack Wilshere baru-baru ini juga mengungkapkan bahwa seorang pesepak bola harus berbicara soal kesehatan mentalnya dan menyadari bahwa kondisi itu bukanlah kelemahan.\

Ia pun mengakui bahwa keputusan untuk membahas soal kesehatan mental telah menciptakan perbedaan besar dalam hidupnya.


Bisa Memahami

Pemain AFC Bournemouth, Jordon Ibe. (dok. Bournemouth.co.uk)

Ibe nampaknya bisa memahami hal tersebut. Ibe menegaskan bahwa ia tak berusaha membuat orang lain merasa kasihan padanya. Meski demikian, dirinya juga menilai keterbukaan mengenai situasi mental adalah hal yang penting.

“Saya merasa sangat penting untuk berbcara terbuka–dan kepada keluarga saya–tentang hal itu, karena Anda tidak tahu apa yang bisa diakibatkan oleh kesehatan mental. Saya telah mengalami depresi selama empat tahun terakhir,” tuturnya kepada SportBible.


Menyerang Siapa pun

Pemain Liverpool, Jordon Ibe (kiri) berebut bola dengan pemain Southampton pada laga perempat final Piala Liga Inggris di Stadion St. Mary's, Southampton, Kamis (3/12/2015) dini hari WIB. (AFP Photo/Adrian Dennis)

Selaras dengan pernyatan Wilshere, rasa depresi memang bisa menyerang semua orang, tak peduli jika ia adalah pesepak bola. Kisah Ibe menjadi bukti nyata yang menunjukkan bahwa siapa pun bisa menderita.

Tak dapat dimungkiri, kondisi ini masih menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak pesepak bola. Belum lagi akhir-akhir ini, pelecehan terhadap pemain di berbagai platform media sosial menjadi sesuatu yang dianggap normal.

Dikutip dari SportBible, bek MU Phil Jones bahkan menarik dirinya dari Twitter dan Instagram empat tahun lalu akibat pelecehan yang terus-menerus diterimanya. Ia juga baru-baru ini mengungkap soal lingkungan “toxic” media sosial dan dampaknya bagi pemain muda.

Ibe juga menyadari situasi tersebut. Ia berkata,” Kritikan itu keras. Itu sampai pada tahap di mana saya melihat banyak orang berbicara di (media sosial) dan berpikir bahwa hal yang paling menyakiti saya adalah mendengar komentar negatif di sana-sini.”

“Saya mencoba untuk tidak terlalu sering menggunakan Twitter atau Instagram, tetapi saya masih melihat banyak orang berkomentar soal karier saya. Bagi saya, unggahan (pada Januari lalu) juga ditujukan untuk memberi tahu semua orang bahwa saya tidak sekadar bersantai di rumah sambil tak bermain bola,” sambungnya.


Tidak Semua Bisa Terbuka

Pemain Liverpool, Jordon Ibe (kiri), berebut bola dengan pemain Rubin Kazan, Elmir Nabiullin, dalam lanjutan Grup B Liga Europa di Stadion Kazan Arena, Rusia, Jumat (6/11/2015) dini hari WIB. (AFP Photo/Kirill Kudryavtsev)

Melansir SportBible, tidak semua pemain profesional mampu bersikap terbuka soal kondisi mental mereka. Hanya segelintir orang yang mampu melakukannya. Ibe pun mengaku dirinya merasa sulit untuk membuka diri.

Meski demikian, setelah berhasil berbicara soal kesehatan mentalnya, Ibe berharap lebih banyak orang dapat melakukan hal serupa.

“Di satu sisi, kadang-kadang saya berpikir, ‘Ah, saya tidak ingin menyentuh topik itu untuk berjaga-jaga jika itu mempengaruhi saya secara pribadi.’ Akan tetapi, jika kata-kata saya bisa menjangkau lima atau sepuluh orang, itu akan sangat membantu keluarga siapa pun itu,” ujarnya.

“Jika saya dapat membantu mereka, maka itu sangat berharga. Itu membuat saya bahagia. Saya tahu betapa sulitnya untuk membuka diri. Semoga lebih banyak orang bisa (melakukannya). Jika tidak, saya harap mereka menjadi lebih baik dari situasi mereka," sambung Ibe.


Target Jangka Pendek

Usai melewati perjuangan selama bertahun-tahun, Ibe mengungkapkan bahwa target jangka pendeknya adalah kembali ke lapangan. Ia mengaku ingin kembali ke masa-masa ketika dirinya bermain di Liga Premier.

“Tujuan jangka pendek saya adalah kembali ke lapangan, itu tidak akan menjadi jalan yang mudah. Tidak ada hal yang diberikan dengan mudah dalam hidup ini. Anda tidak dapat menerima begitu saja,” akunya.

“Saya juga ingin kembali ke situasi yang pernah saya alami sebelumnya. Saya ingin bermain di Liga Premier lagi dan berusaha untuk (berada) di situasi lebih baik; paruh kedua karier saya yang lebih baik dibanding yang pertama,” pungkas Ibe.

 

Penulis: Melinda Indrasari

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya