Liputan6.com, Jakarta Mathias Muchus dan Maudy Koesnaedi dipasangkan dalam film Losmen Bu Broto arahan sineas Ifa Isfansyah serta Eddie Cahyono. Film ini akan dirilis di bioskop pada 18 November 2021.
Jelang perilisan, mereka sowan kepada Tatiek Mulyati, pencipta serial Losmen yang dulu tayang di TVRI. Mathias Muchus dan Maudy Koesnaedi tak datang berdua. Mereka didampingi aktor Erick Estrada.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu ada para produser film Losmen Bu Broto yakni Andi Boediman, Robert Ronny dan Pandu Birantoro. Mereka berbincang dengan Tatiek Mulyati. Apa yang dibahas?
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Zaman Sudah Beda
Silaturahmi bersama sang kreator dilakukan sambil menyaksikan film Losmen Bu Broto. Tatiek Mulyati mengaku tak ingin membandingkan serial Losmen dengan versi layar lebar.
“Yang kemarin (di televisi) Losmen, yang sekarang Losmen. Tapi, zaman sudah beda. Jadi, kita tidak bisa membanding-bandingkan. Yang dulu bagus, yang ini bagus,” ungkapnya.
Advertisement
Semacam Nostalgia
Ditemui di salah satu studio di Jakarta Pusat, Jumat (5/11/2021), Tatiek Mulyati mengaku sangat menikmati film Losmen Bu Broto. Selain akting para pemain, ada nuansa nostalgia di sana.
“Saya bisa menikmati menonton film Losmen Bu Broto. Karena ini ada semacam nostalgia,” ujar seniman yang kini berusia 87 tahun itu. Tatiek Mulyati senang, serial Losmen dibuat versi layar lebar.
Konflik di Hari Ibu
Diberitakan sebelumnya, karakter Bu Broto yang dulu dimainkan Mieke Wijaya kini jatuh ke tangan Maudy Koesnaedi. Ada banyak romantika selama syuting Losmen Bu Broto di Yogyakarta.
“Konflik antara Bu Broto, Jeng Sri sama Pur, yang puncaknya. (Syuting) itu terjadi saat Hari Ibu tanggal 22 Desember. Momen Hari Ibu terus konflik Bu Broto dengan dua putrinya itu sangat jedang banget,” kenangnya.
Advertisement
Pakai Konde Jam 7 Pagi
Untuk menghidupkan konflik ini, Maudy Koesnaedi dituntut siap menangis selama setengah hari. Belum lagi, kostum yang dikenakan berupa kebaya, jarit, komplet dengan kondenya.
“Syuting dari jam 7 sudah kondean, kebayaan, pakai kain (jarit), dan selesai jam 3 sore. Habis energinya, berharap banget (feel adegan) bisa dapat karena itu puncaknya,” Maudy Koesnaedi mengakhiri.