Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla, Elon Musk menghadapi tagihan pajak lebih dari USD 15 miliar atau sekitar Rp 214,01 triliun (asumsi kurs Rp 14.268 per dolar Amerika Serikat) dalam beberapa bulan mendatang terkait stock options, atau kontrak opsi saham.
Hal ini disebut sebagai salah satu alasan Elon Musk menjual saham Tesla, terlepas dari pemungutan suara yang dilakukannya melalui Twitter akhir-akhir ini.
Informasi saja, option saham adalah sebuah kontrak yang memberikan hak kepada investor untuk membeli atau menjual suatu saham pada harga dan tanggal tertentu, tetapi mereka tak wajib melaksanakan hak tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Elon Musk bertanya kepada 62,7 juta pengikut Twitternya selama akhir pekan, apakah dia harus menjual 10 persen dari kepemilikannya di Tesla.
"Banyak yang dibuat akhir-akhir ini dari keuntungan yang belum direalisasi sebagai sarana penghindaran pajak, jadi saya mengusulkan untuk menjual 10 persen saham Tesla saya," cuit Musk.
Elon Musk mengatakan, dia akan mematuhi hasil dari pemungutan suara tersebut. Hasilnya, 58 persen mendukung untuk menjual, dan sisanya 42 persen menentang rencana tersebut.
Namun, terlepas dari hasil tersebut, Elon Musk kemungkinan akan mulai menjual jutaan saham pada kuartal ini. Alasannya, yakni tagihan pajak yang menjulang lebih dari USD 15 miliar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Opsi Saham
Musk memperoleh stock option pada 2012 sebagai bagian dari rencana kompensasi karena dia tidak mengambil gaji atau bonus tunai. Adapun kekayaannya berasal dari award dan keuntungan dari harga saham Tesla. Award pada 2012 yakni untuk 22,8 juta saham dengan harga kesepakatan USD 6,24 per saham.
Dilansir dari CNBC, Senin (8/11/2021), saham Tesla ditutup pada USD 1,222,09 pada Jumat, yang berarti keuntungannya pada total saham hanya di bawah USD 28 miliar.
Perusahaan juga baru-baru ini mengungkapkan bahwa Musk telah mengambil pinjaman menggunakan sahamnya sebagai jaminan. Musk kemungkinan berencana membayar kembali sebagian dari kewajiban pinjaman tersebut dengan hasil penjualan saham Tesla.
"Jika harga saham biasa kami turun secara substansial, Tuan Musk mungkin dipaksa oleh satu atau lebih lembaga perbankan untuk menjual saham Saham biasa Tesla untuk memenuhi kewajiban pinjamannya jika dia tidak dapat melakukannya melalui cara lain.
Penjualan semacam itu dapat menyebabkan harga saham biasa kita turun lebih jauh,” dalam keterangan Perusahaan pada Komisi Sekuritas dan Bursa setempat.
Advertisement
Opsi Saham Berakhir Akhir Agustus 2022
Opsi berakhir pada Agustus tahun depan. Namun untuk menjalankannya, Musk harus membayar pajak penghasilan atas keuntungan tersebut. Karena opsi dikenakan pajak sebagai imbalan atau kompensasi karyawan, opsi tersebut akan dikenakan pajak pada tingkat pendapatan biasa teratas, atau 37 persen ditambah pajak investasi bersih 3,8 persen.
Dia juga harus membayar tarif pajak tertinggi 13,3 persen di California sejak opsi diberikan dan sebagian besar diperoleh saat dia menjadi wajib pajak California.
Jika digabungkan, tarif pajak negara bagian dan federal akan menjadi 54,1 persen. Sehingga total tagihan pajak atas opsinya, dengan harga saat ini, akan menjadi USD 15 miliar.
"Perhatikan, saya tidak mengambil gaji tunai atau bonus dari mana saja. Saya hanya punya saham, jadi satu-satunya cara bagi saya untuk membayar pajak secara pribadi adalah dengan menjual saham,” tulis Musk dalam cuitan lainnya.