Kondisi Langka, Bayi Lahir dengan Ekor Sepanjang 12 Cm Bikin Geger

Para dokter di Brasil dibuat terkejut dengan lahirnya seorang bayi laki-laki yang memiliki ekor manusia.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 08 Nov 2021, 14:03 WIB
Ilustrasi bayi (pixabay.com)

Liputan6.com, Brasil - Para dokter di Brasil dibuat terkejut dengan lahirnya seorang bayi laki-laki yang mengalami kelainan bawaan langka dengan memiliki ekor sepanjang 12 cm dengan bola di ujungnya selebar 4 cm.

Bayi yang tak disebutkan namanya itu lahir di Rumah Sakit Anak Albert Sabin di Fortaleza, Brasil. Para dokter memutuskan melakukan operasi untuk memotong daging ekor tersebut.

Melansir dari India Times, Senin (8/11/2021), saat anak itu lahir prematur pada usia 35 minggu, ia memiliki tonjolan posterior 6 inci dengan bola selebar 1,5 inci di ujungnya.

Dokter yang menangani bayi itu mencatat bahwa ekor itu tidak mengandung bagian yang terbuat dari tulang rawan dan tulang, yang berarti itu adalah contoh langka dari ekor manusia sejati.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekornya tumbuh saat dalam kandungan

(indiatimes.com)

 

Kasus ini sangat langka, karena hanya ada sekitar 40 kasus yang terdokumentasi tentang anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut.

Menurut sebuah studi kasus di Journal of Pediatric Case Surgery Reports, “ekor epik" bayi itu mulai tumbuh di dalam rahim, seperti bayi pada umumnya, ia mengembangkan pelengkap embrio sekitar empat hingga delapan minggu setelah kehamilan. 

Namun, pertumbuhannya cepat diserap oleh tubuh, yang berpuncak pada pembentukan tulang ekor dan tak disangka, ekor itu terus tumbuh.


Hasil USG tak menunjukkan kejanggalan

Dalam laporan, bayi itu dilahirkan pada usia 35 minggu tanpa komplikasi. Sebelum melahirkan, USG tidak menunjukkan tanda-tanda mengenai ekor yang melekat pada sistem saraf anak.

“Keberadaan ekor manusia sejati pada neonatus merupakan anomali kongenital yang langka dan harus diselidiki melalui pemeriksaan fisik dan radiologis secara komprehensif,” sebut artikel jurnal tersebut.

“Karena asal ektodermal umum antara kulit dan sistem saraf pusat, penting bahwa dokter anak atau ahli bedah anak menyelidiki adanya disraphism tulang belakang tersembunyi pada pasien dengan lesi kulit yang dicurigai, karena mereka mungkin satu-satunya kelainan yang terlihat dan diagnosis dini,” tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya