Liputan6.com, Yerusalem Timur - Palestina mengutuk penolakan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett atas pembukaan kembali konsulat Amerika Serikat di Yerusalem Timur. Konsulat itu dibuka Amerika untuk memberi bantuan kepada Palestina.
"Tidak ada tempat untuk konsulat Amerika Serikat yang melayani Palestina di Yerusalem," kata Bennett pada Sabtu 6 November malam.
Advertisement
Sebagai tanggapan, Menteri Urusan Sipil Palestina Hussein al-Sheikh mengatakan, pernyataan Bennett "adalah tantangan baru bagi pemerintahan Joe Biden yang telah berulang kali mengumumkan niatnya membuka kembali konsulat di Yerusalem Timur."
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pernyataan Bennett "secara terang-terangan menantang keputusan dan kebijakan pemerintah AS," seperti dikutip dari laman Xinhua, Senin (8/11/2021).
Pada Mei 2018, Amerika Serikat memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv, Israel ke Yerusalem, dan pada Oktober tahun yang sama, mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menggabungkan konsulat negara itu di Yerusalem Timur dengan kedutaannya di kota tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembukaan Kembali
Konsulat ditutup dan berhenti menyediakan layanan untuk Palestina pada Maret 2019.
Pada Mei 2021, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa Washington bermaksud untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem Timur.
Tujuannya untuk melanjutkan bantuan keuangannya kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Advertisement