Kualitas Sperma Berbeda Terutama pada Perokok, Dimanakah Perbedaannya?

Pria pun perlu untuk melakukan persiapan agar menghasilkan sperma yang berkualitas.

oleh Diviya Agatha diperbarui 08 Nov 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Kebiasaan Merokok Credit: pexels.com/Basil

Liputan6.com, Jakarta- Menjelang pernikahan, para pasangan pengantin biasanya akan disibukkan oleh beragam persiapan. Tetapi ternyata, persiapan yang tak kalah penting seperti persiapan prakehamilan (prakonsepsi) seringkali luput untuk dilakukan.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkapkan bahwa tak hanya wanita, pria pun perlu untuk melakukan prakonsepsi yang baik. Terutama jika ingin menghasilkan sel sperma yang berkualitas.

Salah satunya bisa dilakukan dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Mengingat ternyata sperma pun memiliki peranan untuk mencegah risiko stunting pada anak lho.

"Sperma yang dipakai untuk bulan madu menghasilkan anak stunting atau tidak stunting diciptakan 75 hari sebelum bulan madu. Jadi, laki-laki itu kalau mau nikah 75 hari sebelumnya harusnya perbaikan gizi, yang merokoknya banyak dikurangilah," ujar Hasto dalam acara launching Hasil Pendataan Keluarga 2021 pada Kamis, 4 November 2021. 

Hasto mengungkapkan bahwa sperma yang dihasilkan oleh perokok pun tidak sebaik kualitas sperma yang dihasilkan orang pria yang tidak merokok. Sperma yang sehat tentu akan diperlukan agar bisa berenang ke organ reproduksi wanita untuk mencapai sel telur.

"Kalau ketemu sperma yang tengok kanan, tengok kiri, gak jelas mau kemana, setelah ditanya ini spermanya siapa, oh ternyata spermanya perokok berat. Oleh karena itu, ketika mau bulan madu laki-laki juga butuh persiapan," kata pria yang memiliki latar belakang sebagai dokter kebidanan dan kandungan dengan keahlian bayi tabung tersebut.

Melansir laman WebMD, merokok memang dapat menyebabkan masalah pada kesehatan reproduksi baik pada pria maupun wanita. Merokok tidak hanya menyebabkan jumlah sperma menjadi lebih rendah, tetapi juga merusak DNA dalam sperma. Hal tersebut dinilai dapat menyebabkan keguguran hingga masalah reproduksi lainnya.

Selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Hasto, sperma memang membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk matang. Itulah mengapa para ahli biasanya merekomendasikan para perokok untuk berhenti setidaknya tiga bulan atau setidaknya 75 hari dalam proses menuju kehamilan.


Efek lain yang mengiringi

Selain dapat menyebabkan jumlah sperma menjadi lebih rendah dan merusak DNA di dalamnya, rokok masih memiliki efek samping lainnya terkait sperma. Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia termasuk karsinogen, yang mana memiliki efek serius pada kualitas sperma.

"Sperma terdiri dari plasma seminal, yang memiliki peran utama dalam kesuburan pria karena cairan mani tersebutlah yang akan memberikan nutrisi dan perlindungan bagi sel sperma yang berjalan menuju saluran reproduksi wanita. Bahan kimia dari rokok tidak hanya menurunkan volume sperma, namun juga menurunkan komponen pelindung dalam cairan mani," tulis peneliti Center for Basic Metabolic Research Emil Andersen dikutip Exseed, Senin (8/11/2021).

Akibatnya, sel sperma perokok memiliki peluang lebih rendah untuk bertahan dalam perjalanan mereka menuju sel telur. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan infertilitas pria melalui penurunan hormon reproduksi seperti follicle-stimulating hormone (FSH) dan testosteron.

Kedua hormon tersebut berperan penting dalam produksi sperma. Merokok juga meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS sendiri mengandung oksigen radikal bebas yang memiliki kemampuan untuk merusak DNA dan membunuh sel sperma.


Infografis

Infografis Merokok Sambil Berkendara Didenda Rp 750 Ribu. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya