Liputan6.com, Baghdad - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk serangan drone yang menargetkan rumah dari Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi.
"Saya mengutuk keras serangan teroris yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak al-Kadhimi," ujar Joe Biden dalam hasil press brefing yang diunggah di situs whitehouse.gov, Senin (8/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
"Saya lega Perdana Menteri Irak tidak terluka dan memuji kepemimpinan yang telah ditunjukkannya dalam menyerukan ketenangan, pengekangan, dan dialog untuk melindungi lembaga-lembaga negara dan memperkuat demokrasi yang sangat layak didapatkan rakyat Irak."
Joe Biden meminta agar ada pertanggungjawaban dari pihak terkait dan mengutuk segala bentuk kekerasan.
"Para pelaku serangan teroris terhadap Irak ini harus dimintai pertanggungjawaban. Saya mengutuk keras mereka yang menggunakan kekerasan untuk merusak proses demokrasi," kata Joe Biden.
"Saya telah menginstruksikan tim keamanan nasional untuk menawarkan semua bantuan yang sesuai kepada pasukan keamanan Irak saat mereka menyelidiki serangan ini dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab."
Joe Biden menekankan bahwa Amerika Serikat berdiri teguh dengan pemerintah dan rakyat Irak saat mereka berusaha untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan di negara tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PM Irak Selamat
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi selamat dari upaya pembunuhan setelah pesawat tak berawak yang sarat dengan bahan peledak menargetkan kediamannya di ibukota, Baghdad.
PM Irak Al-Kadhimi muncul dalam rekaman video yang diterbitkan oleh kantornya pada hari Minggu, memimpin pertemuan dengan komandan keamanan tinggi untuk membahas serangan drone. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera.
"Serangan teroris pengecut yang menargetkan rumah perdana menteri tadi malam dengan tujuan membunuhnya, adalah penargetan serius negara Irak oleh kelompok-kelompok bersenjata kriminal," kata kantornya dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.
Sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa setidaknya enam anggota pasukan perlindungan perdana menteri terluka dalam serangan itu.
Advertisement