Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) Ardiansyah Bahar mengatakan terjadi atau tidak gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia tergantung dari sikap masyarakat.
Sekadar diketahui, Indonesia diprediksi bakal mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021 - Januari 2022.
Advertisement
Ardiansyah menilai, gelombang ketiga adalah ancaman yang nyata. Namun, kata dia, gelombang ketiga bukan hal yang pasti terjadi.
"Peran masyarakat tentu kita harapkan untuk menghindari gelombang ketiga ini dengan cara tetap konsisten menjaga protokol kesehatan," ujarnya kepada wartawan, Minggu (7/11/2021).
Menurut dia, jika ternyata gelombang ketiga Covid-19 benar terjadi, kondisinya akan sangat tergantung seberapa besar angka kasusnya juga bagaimana kesiapan fasilitas kesehatan.
"Bila kita belajar dari dua gelombang sebelumnya, seharusnya tidak akan separah gelombang kedua," katanya.
Dia menjelaskan semakin hari penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air makin menurun.
"Hal ini tentu adalah berita gembira buat semua. Namun, jangan terlalu euforia karena masih pandemi belum berakhir," ungkapnya.
Dia mengungkapkan DKI Jakarta dan Jawa Barat adalah daerah yang padat penduduk dengan tingkat mobilitas yang tinggi.
"Ini menjadikan kedua daerah tersebut memiliki risiko yang besar terjadinya penularan Covid-19," imbuhnya.
Patuhi Protokoler Kesehatan
Ardiansyah mengatakan aktivitas perekonomian tentu tidak bisa dihentikan. Karena itu, kata dia, masyarakat yang beraktivitas harus tetap patuh pada protokol kesehatan.
"Kita harus belajar pada pengalaman bahwa meningkatnya mobilitas masyarakat menjadikan penularan Covid-19 juga meningkat," ucapnya.
Maka itu, dia memohon kiranya masyarakat untuk tetap membatasi mobilitasnya hingga pandemi ini benar-benar selesai.
"Bilapun harus beraktivitas di luar atau melakukan perjalanan, protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat," pungkas dia.
Advertisement