Liputan6.com, Berlin - Apa pun nilai simbolisnya, bagi Uni Soviet Tembok Berlin adalah penghalang yang mencegah yang terbaik dan tercerdas dari para pemuda Berlin Timur yang berpendidikan untuk melarikan diri menuju kehidupan yang lebih baik di Barat.
Bagi Eropa dan Amerika Serikat, Tembok Berlin, yang mengisolasi bagian Timur yang dikuasai Rusia dari sisi Barat, adalah manifestasi fisik dari Tirai Besi, kebijakan penindasan dan dominasi Soviet. Penghalang itu berdiri hampir selama Uni Soviet berdiri.
Baca Juga
Advertisement
Pada hari ini, 9 November 1989, mengutip dari situs Famous Daily, dalam tindakan paling berarti dari kebijakan Perestroika pemimpin Rusia Mikhail Gorbachev, Tembok Berlin secara resmi diruntuhkan.
Tidak ada upacara pembongkaran resmi, tidak ada kejatuhan simbolis yang besar; sebaliknya, tembok itu runtuh sedikit demi sedikit, menjadi retakan yang tak terhitung banyaknya oleh orang Berlin yang memegang palu godam di kedua sisi jurang.
Sebelum celah terbentuk, warga melintasi pos pemeriksaan tanpa batasan sebelumnya. Kurang dari setahun kemudian, Jerman Timur dan Barat, yang sebelumnya terbagi sama, dipersatukan kembali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bersatunya Jerman Barat dan Timur
Kurang dari satu tahun setelah penghancuran Tembok Berlin, Jerman Timur dan Barat resmi bersatu kembali pada apa yang dikenal sebagai "Hari Persatuan", demikian seperti dikutip dari History, Minggu 3 Oktober 2021.
Sejak tahun 1945, ketika pasukan Soviet menduduki Jerman timur, dan Amerika Serikat dan pasukan Sekutu lainnya menduduki Jerman barat pada akhir Perang Dunia II, Jerman yang terbagi telah menjadi salah satu simbol paling abadi dari Perang Dingin.
Beberapa episode paling dramatis dari Perang Dingin terjadi di sana. Blokade Berlin (Juni 1948-Mei 1949), di mana Uni Soviet memblokir semua perjalanan darat ke Berlin Barat, dan pembangunan Tembok Berlin pada tahun 1961 mungkin yang paling terkenal.
Dengan berkurangnya kekuasaan Soviet secara bertahap pada akhir 1980-an, Partai Komunis di Jerman Timur mulai kehilangan cengkeramannya pada kekuasaan.
Puluhan ribu orang Jerman Timur mulai melarikan diri dari negara itu, dan pada akhir 1989 Tembok Berlin mulai runtuh.
Advertisement