Liputan6.com, Jakarta Artis peran Hanna Kirana meninggal dunia pada Selasa (02/11/2021). Hanna Kirana meninggal dalam usia 18 tahun akibat sakit flek paru-paru dan gagal jantung. Kepergian pemeran FTV Kisah Nyata ini mengejutkan orang-orang dekatnya, termasuk aktor Ilyas Bachtiar.
Perkenalan pria 28 tahun dengan Hanna terjadi saat syuting Mega Series Suara Hati Istri Kayla musim pertama, yang mulai tayang 28 Januari 2021 di Indosiar. Dalam program Semangat Senin Indosiar yang tayang di Vidio pada Senin (08/11/2021), Ilyas menyebut Hanna baru masuk di pertengahan episode.
Baca Juga
Advertisement
Dipasangkan dalam sinetron, keduanya perlahan menjadi dekat di kehidupan nyata hingga sang bintang FTV meninggal dunia. Ilyas pun menceritakan momen perkenalan hingga saat terakhir Hanna Kirana.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cuek
Ilyas mengenang perkenalannya dengan sepupu Citra Kirana di lokasi syuting Mega Series Suara Hati Istri: Kayla musim pertama. Lulusan Universitas Diponegoro ini termasuk pemain inti yang hadir dari awal episode, sementara Hanna baru masuk di pertengahan cerita.
Pria asal Semarang ini masih ingat bahwa Hanna baru bergabung di episode 11. “Aku sih awalnya cuek. Dia juga nggak nyapa aku sama sekali. Diam banget,” kenangnya.
Advertisement
Tom and Jerry
Seiring berjalannya waktu, lantaran sering satu frame, Ilyas dan Hanna mulai membangun komunikasi. “Karena selokasi bareng, mulai sering tuker makanan. Terus di-bully sama Bang Temmy (Rahadi), Kak Ayu (Masayu Anastasia), Georgina Andrea. Dibilang ciye cinlok,” kenang Ilyas.
Melihat polah Ilyas dan Hanna, Temmy sempat menyebut mereka bak Tom and Jerry. Ilyas mengingat dirinya dan Hanna awalnya sama-sama menolak jika disebut cinlok oleh pemain lain. “Lama-lama kami deket. Ya udah, terus deket sampai ada season dua,” aku pria yang juga pengusaha kuliner ikan bandeng.
Firasat
Sekitar 30 hari sebelum meninggal, Hanna berkata pada Ilyas bahwa usianya tidak lama lagi. Dikisahkan Ilyas, Hanna juga mengaku bisa melihat rohnya sendiri. Kala itu Hanna sudah mengeluh sakit, namun menolak disuruh periksa ke rumah sakit.
“Aku bilang, kamu check up yuk. Tapi dia selalu bilang nanti aja. Dia orangnya keras, enggak mau (periksa),” kenangnya.
Advertisement
Terakhir
Ilyas sering menemani Hanna saat sakit. Namun hari Hanna berpulang bertepatan dengan Ilyas harus pergi ke Bandung lantaran urusan pekerjaan. “Di hari terakhir aku ditelepon keluarganya. Kondisi dia melemah, masuk RS. Aku syok,” cerita Ilyas.
Hal ini membuat Ilyas tidak tenang selama di Bandung. Ilyas berusaha memantau Hanna dengan bertanya ke sepupu dan adiknya via telepon dan aplikasi pesan teks. “Tiap menit aku tanya. Malam harinya, perasaanku nggak enak. Kayak akan terjadi sesuatu,” tuturnya.
Telepon
Ilyas pun menelepon salah satu sepupu Hanna yang menemani di rumah sakit. Karena sang sepupu menemani Hanna, telepon diberikan pada kekasih sepupu Hanna yang bernama Oji. Dari Oji, Ilyas diberi tahu bahwa pada tubuh Hanna sudah dipasang alat lantaran kondisinya menurun.
Meski tak bisa bicara langsung dengan Hanna, Ilyas terus ingin memantau situasi di RS. “Aku minta teleponnya jangan dimatikan. Selang lima menit terdengar suara teriakan. Itu suara mamanya Hanna. Lalu Oji bilang bentar 'gue matiin dulu'. Kemudian dikabari Hanna sudah nggak ada,” ujarnya lirih.
Advertisement
Tersenyum
Mendapat kabar Hanna meninggal, Ilyas langsung menyetir dari Bandung menuju Ciawi. Ilyas langsung memeluk orang tua Hanna. “Aku buka jenazah. Dia senyum. Saudaranya nangis pas aku datang, karena dia benar-benar senyum,” ungkapnya.