Curhat Menkes Budi Saat Lonjakan COVID-19: Muka Kuyu, Mata Sembab

Kerja keras Menkes Budi Gunadi saat lonjakan COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Nov 2021, 11:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengunjungi RS Mandala Royal Hospital Puri pada 18 September 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Di hadapan anggota Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, betapa lelahnya bekerja keras tatkala lonjakan COVID-19 melanda Tanah Air. Terjangan gelombang pertama dan kedua COVID-19 membuat sistem kesehatan nyaris kolaps.

Kebutuhan tempat tidur COVID-19, pasokan oksigen, ketersediaan obat-obatan hingga sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan, dokter) pada waktu gelombang COVID-19 serba kekurangan. Antrean pasien di rumah sakit dan angka kematian COVID-19 melonjak drastis.

"Posisi kami (di Kemenkes) berfungsi sebagai remnya. Keputusan di rapat kabinet, Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada gas dan remnya (penanganan pandemi)," tutur Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Senin, 8 November 2021.

"Kalau bisa, jangan terjadi lagi (gelombang baru COVID-19). Begitu naik (kasus COVID-19), capek kita. Apalagi di Kementerian Kesehatan, saya dibilang, mukanya kuyu sampai matanya sembab."

Budi Gunadi pun mewanti-wanti untuk menjaga agar tidak terjadi lonjakan COVID-19, terlebih lagi sebentar lagi akan memasuki libur akhir tahun 2021. Ia meminta seluruh elemen masyarakat tidak euforia dengan situasi COVID-19 yang melandai.

"Di mata kami begini, semua kenaikan kasus COVID-19 itu selalu terjadi sesudah penurunan, karena kita euforia. Lalu, kita lupa pengen buru-buru terbuka (bebas)," jelasnya.

"Nah, itu naik lagi (kasus COVID-19) dan terjadi terus, sudah dua kali ya (gelombang COVID-19)."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Donasi Konsentrator dan Generator Oksigen

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengunjungi pabrik produsen oksigen di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat, 6 Agustus 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Belajar dari dua kali gelombang COVID-19 yang melanda Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kebutuhan pasokan oksigen terus dibangun. Donasi oksigen pun berdatangan dari berbagai pihak, baik dalam dan luar negeri.

"Kemarin, kita sudah dapet donasi. Ini rezeki anak soleh. Ada 16.000 konsentrator oksigen. Ya, mungkin mereka bingung, lihat muka Menkesnya lecek. Jadi, banyak dikasih donasi, tadinya kita mau beli, dapatnya donasi," ucapnya sembari tertawa kecil.

"Ke 16.000 konsentrasi oksigen sudah didistribusikan ke seluruh rumah sakit di Indonesia. Tinggal colok listrik dan bisa memproduksi oksigen. Kita juga dapat sumbangan 29 oxygen generator, ini bisa buat satu rumah sakit dan langsung mengisi tabung."

Oxygen generator sudah disebarkan ke seluruh rumah sakit umum daerah. Walau begitu, Menkes Budi akui masih harus bekejaran dengan waktu supaya cepat dibangun.

"Karena ini semuanya donasi, ada yang donasi dari luar negeri, ada donasi dalam negeri. Semua pengusaha-pengusaha ini (yang memberikan donasi) sebagian besar bekas nasabah saya juga dulu waktu di perbankan," terang Budi Gunadi.

"Ini (donasi) modal sosial yang sangat besar. Saya kagum sekali, teman-teman di Indonesia ternyata mereka semangat membantunya tinggi sekali. Semua ini (oksigen) dari donasi. Mudah-mudahan, membuat kita lebih siap kalau ada gelombang (COVID-19) berikutnya."


Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya