The Fed: Risiko yang Membayangi Sistem Keuangan AS Berkurang

The Fed mengutip kenaikan signifikan dalam harga aset serta kenaikan perdagangan dari apa yang disebut sebagai potensi risiko terhadap sistem keuangan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Nov 2021, 16:40 WIB
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - The Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serika mengungkapkan bahwa risiko terhadap sistem keuangan AS telah berkurang secara signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dikutip dari laman Assosiated Press, Selasa (9/11/2021) Bank sentral AS mencatat bahwa ketika ekonomi pulih dari resesi yang didorong oleh pandemi, neraca individu AS dan bisnis terus menguat.

Namun, The Fed mengutip kenaikan signifikan dalam harga aset - terutama harga rumah dan saham - serta kenaikan perdagangan dari apa yang disebut sebagai potensi risiko terhadap sistem keuangan.

Ada juga risiko bahwa pandemi COVID-19 dapat memburuk lagi, yang dapat berdampak pada harga saham dan memperburuk masalah rantai pasokan di seluruh ekonomi global, menurut The Fed.

"Meskipun ada perbaikan baru-baru ini, peningkatan ketidakpastian selama pandemi dapat menimbulkan risiko bagi pasar aset, lembaga keuangan, dan peminjam di Amerika Serikat dan secara global," ungkap The Fed.

Hal itu disampaikan dalam laporan semiannual Financial Stability Report The Fed tentang tren yang terjadi di perdagangan, investasi serta masalah ekonomi yang luas.

 


Kenaikan Harga Aset

The Fed (www.n-tv.de)

Namun, The Fed menjelaskan bahwa laporan tersebut bukan terkait ramalan ekonomi, juga tidak mencoba untuk memprediksi risiko selanjutnya terhadap sistem keuangan, tetapi menyoroti bidang-bidang yang menjadi perhatian para bankir sentral.

Selain itu, The Fed juga mencatat kenaikan harga aset dari tahun sebelumnya, dan bagaimana harga aset mulai dari saham hingga rumah berada pada level di atas norma historis.

Bank sentral mengatakan dalam laporannya bahwa mereka belum melihat penurunan kualitas kredit untuk hipotek, bagaimanapun, yang merupakan penyebab krisis keuangan 2008 dan Resesi Hebat.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya