Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma Honesti Basyir menyebut masih ada peluang untuk menurunkan harga tes PCR di bawah harga yang ditentukan saat ini yaitu Rp 275 ribu. Namun ia belum bisa memastikan berapa persen besaran penurunan harga tersebut.
“Ada exercise sederhana yang kami lakukan kemarin setelah mendapat undangan RDP dari Komisi VI, masih ada sebenarnya celah kita untuk turun, Cuma berapa persennya kita belum tahu,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11/2021).
Ia mengatakan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan harga tes PCR menjadi lebih murah. Salah satunya produk Bio Saliva yang diluncurkan Bio Farma bisa menekan biaya APD karena tidak diperlukan lagi.
“Lalu bisa dilakukan secara massal, nah kalau massal kita dapat volume kan, cuma kami belum sedetail itu untuk menghitung semuanya implikasi ke biaya,” terangnya.
Kendati demikian, ia juga mengatakan ada biaya lainnya yang tak bisa diturunkan, misalnya biaya tenaga kesehatan yang sudah diatur oleh pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih Punya Ruang
Lebih lanjut, Basyir optimistis bahwa pihaknya masih memiliki ruang untuk bisa menekan biaya tes PCR dari yang berlaku saat ini.
“Tapi kami berkeyakinan kita masih punya space, ruang untuk bisa menurunkan harga ini, tapi berapa persennya akan turun, kami butuh exercise juga karena nanti menyangkut kapasitas produksi kami,” katanya.
Pasalnya, volume produksi, kata dia, jadi salah satu penentu turunnya harga biaya tes PCR.
“Inikan volume sangat menentukan ya, sampai volume berapa optimal dari penurunan biaya ini bisa kita lakukan,” kata dia.
“Mungkin sekarang baru itu yang bisa kami sampaikan. Kami akan berusaha meng-exercise lagi sampai level berapa biaya PCR ini bisa kita turunkan, tapi kami memiliki keyakinan masih bisa, kita masih punya space,” tukasnya.
Advertisement