Saham SoftBank Meroket Tersengat Sentimen Buyback

Di tengah pandemi COVID-19 pada 2020, SoftBank sempat melakukan aksi pembelian kembali sebesar 2,5 triliun yen.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2021, 14:18 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Saham SoftBank Group melonjak 10 persen pada Selasa pagi (9/11/2021). Penguatan saham SoftBank sehari setelah kolongmerat Jepang menggelontorkan dana hingga 1 miliar yen atau USD 8,8 miliar (setara Rp 121,1 triliun dengan asumsi kurs 14.239 per dolar AS) untuk pembelian kembali saham perusahaan (buyback) sebanyak 15 persen.

Softbank menyampaikan pengumuman pembelian kembali sahamnya seusai alami rugi kuartalan. Valuasi kepemilikan saham SoftBank merosot di tengah pelemahahan saham teknologi serta tindakan keras peraturan di China. Demikian dilansir dari Channel News Asia, Selasa pekan ini.

Di tengah pandemi COVID-19 pada 2020, SoftBank sempat melakukan aksi pembelian kembali sebesar 2,5 triliun yen. Langkah SoftBank ini menyebabkan meroketnya saham hingga empat kali lipat.

Tindakan ini menjadi rekor tertinggi hingga menorehkan rekor pembelian. Periode pembelian kembali saham perusahaan berlangsung pada Senin, 8 November 2021 hingga tahun depan. Langkah ini merupakan aksi buyback terbesar kedua perusahaan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bursa Saham Asia Bervariasi

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa pagi, 9 November 2021. Bursa saham Asia mendapatkan sentimen positif dari wall street yang menguat dan bahkan cetak rekor tertinggi.

Saham Softbank Group menguat 10,42 persen setelah perseroan umumkan akan buyback saham satu triliun yen atau USD 8,83 miliar. Softbank melaporkan kinerja keuangan alami rugi bersih USD 3,5 miliar atau setara 398 miliar yen pada kuartal III 2021.

Di sisi lain, indeks Nikkei 225 naik 0,13 persen. Indeks Topix cenderung mendatar. Di bursa saham China, indeks Shanghai menguat 0,46 persen, dan indeks Shenzhen bertambah 0,40 persen. Indeks Hang Seng menanjak 0,63 persen.Demikian dilansir dari CNBC, Selasa, 9 November 2021.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,2 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,17 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,38 persen.

Tiga indeks utama di wall street cenderung menguat dan cetak rekor setelah pengesahan paket belanja infrastruktur. Indeks Dow Jones naik 104,27 poin ke posisi 36.432,22. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,1 persen ke posisi 4.701,70.

Indeks Nasdaq bertambah ke posisi 15.982,36. Pada awal pekan ini, tiga indeks utama di wall street itu ditutup ke posisi rekor tertinggi. 

Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Jumat malam, 5 November 2021 meloloskan RUU infrastruktur lebih dari USD 1 triliun. Pertama kali disahkan oleh Senat pada Agustus 2021, dan paket itu akan sediakan pendanaan baru untuk transportasi, utilitas dan broadband di antara proyek infrastruktur lainnya.

Indeks dolar AS berada di posisi 94,052 setelah sempat di posisi 94,2. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,13 per dolar AS.

Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka naik 0,12 persen menjadi USD 83,53 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik 0,1 persen menjadi USD 81,01 per barel.

 

Reporter: Ayesha Puri

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya