Liputan6.com, Jakarta - Sebelumnya, Telegram berusaha mendapatkan uang dengan membuat aset kripto bernama Gram. Namun, peoyek itu gagal. Terkini, perusahaan berencana akan mengeruk keuntungan melalui iklan.
Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, mengatakan perusahaan akan mengizinkan iklan di platform-nya dalam kapasitas terbatas. Tapi untungnya, kamu tidak akan melihat iklan apa pun di chat atau channel pribadi.
Telegram tidak akan menampilkan pesan promosi di daftar chat, percakapan pribadi, atau grup. Iklan hanya akan muncul di channel besar, layanan di mana sudah ada iklan dan dukungan yang mengarah pada biaya terbesar dari pihak Telegram.
Baca Juga
Advertisement
Sebenarnya informasi ini tak mengejutkan, mengingat pada tahun lalu, Durov mengatakan bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan platform, dana dari iklan adalah salah satu cara untuk sampai ke sana.
Jika kamu tidak menyukai iklan, jangan khawatir karena Telegram sedang mengerjakan opsi berlangganan yang memungkinkan kamu membayar untuk mematikan semua iklan.
Namun, sebagaimana diwartakan The Next Web, Rabu (10/11/2021), belum disebutkan berapa banyak biaya yang harus kamu bayar untuk opsi tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bagaimana dengan Keamanan Data Pengguna?
Sebagai informasi, jika kamu adalah seorang pengiklan, Telegram tidak akan memberikan profil data pribadi penggunanya.
Jadi, kamu tidak dapat menargetkan individu dengan iklan tertentu. Namun, kamu dapat memilih bahasa, topik, dan saluran target sebagai parameter untuk iklan kamu.
Sebagai contoh, jika pengiklan adalah perusahaan cryptocurrency yang menangani audiens tertentu, mereka harus membuat zona di channel yang terkait dengan topik tersebut.
Advertisement
Semua Fitur Tetap Gratis
Sebelumnya, Durov mengatakan semua fitur yang saat ini gratis akan tetap gratis. Perusahaan akan menambahkan beberapa fitur baru untuk tim bisnis atau power user.
"Beberapa fitur ini akan membutuhkan lebih banyak sumber daya dan akan dibayar oleh pengguna premium. Pengguna biasa akan dapat tetap menikmati Telegram secara gratis, selamanya," ucap Durov.
Durov yakin penerapan iklan di Telegram tidak akan mengganggu dan sebagian besar pengguna tidak akan melihat perubahan tersebut.
Dia menambahkan beberapa ide monetisasi yang dimiliki perusahaan, antara lain menyertakan stiker premium, di mana seniman dapat membuat dan menjualnya ke pengguna Telegram.
Perusahaan akan memberlakukan potongan dari hasil penjualan stiker premium tersebut.
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial
Advertisement