Perusahaan Logistik Mulai Ogah Kirim Barang Pakai Pesawat, Mahal

Pengiriman barang melalui pesawat mulai ditinggalkan oleh perusahaan logistik, utamanya wilayah Jawa.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2021, 16:20 WIB
Petugas kargo memasukkan kontainer berisi empat orangutan Sumatera diselamatkan dari pemeliharaan illegal dan Kalimantan berkelamin betina bernama Ucokwati dan Mungil ke dalam bagasi pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-300 (GA215) di Bandara Yogyakarta (12/04/2021). (Liputan6.com/Pool/GIA)

Liputan6.com, Jakarta Pengiriman barang melalui pesawat mulai ditinggalkan oleh perusahaan logistik, utamanya wilayah Jawa. Hal tersebut karena perusahaan menilai waktu pengiriman dan biaya yang dikeluarkan cukup besar dibanding jalur darat.

Direktur Utama Paxel.co Zalfi Ilham Masita mengatakan, pembangunan infrastruktur yang masif turut mendongkrak pengiriman barang lewat jalur darat. Karena waktu tempuh menjadi lebih singkat.

"Perkembangan infrastruktur dan juga E-Commerce sangat mempengaruhi bisnis air cargo. Bagaimana mencari speed atau kecepatan dan murah," ujar Ilham dalam diskusi daring, Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Ilham mengatakan, wilayah Jawa sudah meninggalkan pengiriman barang lewat pesawat. Apalagi setelah pandemi jadwal keberangkatan pesawat menjadi tak menentu serta cenderung turun. Padahal permintaan kirim barang dengan cepat terus naik.

"Jawa, sekarang ini untuk ekspres bisnis atau E-Commerce itu udah nggak pake pesawat. Mereka semua rata rata pakai land transport ada yang pakai truk atau kereta api. Apalagi sejak covid begitu jadwal pesawat drop, nggak ada lagi yang kirim barang pakai air cargo misalnya untuk Jakarta Semarang," jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perbandingan

Ilustrasi kurir (Pixabay)

Melihat dari sisi jarak tempuh dan biaya yang dikeluarkan, Ilham menjelaskan, untuk Jakarta-Surabaya membutuhkan waktu 14 jam menggunakan truk atau kereta api. Kemudian biaya yang dihabiskan sekitar Rp2.000 per Kilogram (Kg).

"Sedangkan tujuan yang sama pakai pesawat, makan waktu 9 jam dengan biaya Rp20.000 per kg. Mulai dari gudang sampai di gudang lagi, 9 jam. Karena ada aturan 4 jam sebelum take off harus masuk dan 2 jam setelah landing baru bisa diambil. Saya nggak tau ini aturannya," katanya.

Perbedaan waktu yang hanya 5 jam membuat pengusaha memilih pengiriman melalui darat. Sebab, mengirim melalui pesawat dinilai terlalu banyak membuang waktu dan biaya.

"Jadi banyak buang waktu di darat dan mahal Rp20.000. Sehingga kalau menjunjung speed, cepat dan murah, hanya beda 5 jam dengan darat yang jauh lebih murah. Makanya kenapa pemain jasa logistik Jawa nggak ada lagi pake pesawat. Semua pindah ke darat. Sehingga kalau kita lihat tol Jawa itu kebanyakan perusahaan ekspress bukan perusahaan b2b logistik," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya