Rincian Topik Strategi Pemulihan dalam Finance Track KTT G20

Pada topik strategi untuk mendukung pemulihan, ini akan terbagi menjadi tiga pembahasan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2021, 05:00 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) diapit oleh para menterinya dan penasihatnya mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istanbul, Turki, Kamis (26/3/2020). Para pemimpin dunia mengkoordinasikan respons global terhadap pandemi virus corona COVID-19. (Turkish Presidency via AP, Pool)

Liputan6.com, Jakarta Kabar Indonesia menjadi Presidensi G20 pada 2022 mendatang mungkin sudah banyak yang mendengar. Dalam rangkaian acaranya, terdapat pertemuan jalur keuangan atau finance track yang memiliki isu lintas sektor.

Isu-isu tersebut akan dibahas secara detail oleh para delegasi. Salah satunya topik terkait latar belakang dari stategi untuk mendukung pemulihan.

Sebelumnya, pada pertemuan jalur keuangan yang tentu dihadiri oleh menteri keuangan beserta gubernur bank sentral dari masing-masing negara anggota, terdapat detail isu lintas sektor yang akan dibahas.

Di dalam pembahasan tersebut, isu bisa terkait dengan agenda prioritas atau pun warisan (legacy). Kemudian lebih dalam akan dibahas pula secara detail sesuai dengan topik-topik yang sudah dibuat.

Lebih lanjut, simaklah penjelasan mengenai strategi untuk mendukung pemulihan yang dibahas dalam pertemuan jalur keuangan pada KTT G20 mendatang, seperti dikutip dari hasil pemaparan Bank Indonesia bertajuk Menuju Presidensi G20, Jumat (11/11/2021).

Pada topik strategi untuk mendukung pemulihan, ini akan terbagi menjadi tiga pembahasan, antara lain.

1. Strategi mengenai lingkungan

- Negara-negara mendukung fiskal, moneter, dan peraturan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi individu dan bisnis. Sementara tantangan tetap ada dan perkembangan positif telah muncul dari krisis. Ketika kegiatan ekonomi mulai kembali, pemulihan sedang berlangsung.

- Akan tetapi, pemulihan yang diharapkan tidak sinkron karena AE pulih lebih cepat sedangkan EM serta LICS tertinggal.

Ini akan mengimplikasi secara signifikan karena AE kemungkinan akan keluar dari dukungan kebijakan jauh lebih awal daripada EM dan LICS, dan dapat menciptakan kondisi keuangan yang lebih ketat dan mendorong arus keluar modal dari EM di tengah kebutuhan pembiayaan mereka yang besar untuk mendukung pemulihan.

2. Kesenjangan kebijakan

- Penarikan dari langkah-langkah dukungan yang menyebabkan risiko secara signifikan terhadap pemulihan ekonomi dan stabilitas keuangan.

- Pada saat yang sama, risiko stabilitas keuangan dapat meningkat secara bertahap jika langkah-langkah dukungan tetap diterapkan terlalu lama.

Memperluas langkah dukungan tersebut untuk risiko yang terlalu lama mendistorsi alokasi sumber daya dan harga aset, meningkatkan moral, menunda penyesuaian struktural yang diperlukan dalam perekonomian, dan menguras sumber daya fiskal.

- Negara-negara harus secara bertahap menormalkan, begitu kondisinya memungkinkan untuk mendapatkan kembali ruang bagi kebijakan fiskal dan moneter.

Ini juga akan membutuhkan dukungan kebijakan fiskal yang ditargetkan kepada yang paling dibutuhkan untuk memastikan alokasi sumber daya fiskal yang efisien. Keadaan khusus negara perlu dipertimbangkan.

- Hal ini membutuhkan pendekatan kebijakan yang terkoordinasi pada strategi dan waktu kebijakan yang didukung oleh pemantauan risiko global yang lebih kuat terhadap hal negatif untuk mendukung transisi yang adil serta meminimalisirnya.

3. Presidensi G20 Italia

Isu-isu tersebut telah tertulis dalam diskusi Global Risk Monitoring and Capital Flow, tetapi belum dibahas secara lebih rinci.

 


Potensi Hasil Diskusi

Indonesia jadi Tuan Rumah G20 2022

Dari ketiga topik tersebut, diharapkan bisa memperoleh hasil. Tentu yang berkaitan dengan isu untuk bahan diskusi mengenai kelanjutan pemantauan risiko global yang berfokus pada kebijakan keluar untuk mendukung pemulihan. Di dalamnya termasuk isu penetapan kebijakan untuk strategi keluar yang lancar.

Selain itu, isu terkait potensi pemahaman global terkait risiko termasuk spillover dan spillback. Di dalamnya berkaitan dengan perkembangan terkini dari pandemi dan vaksinasi, pemulihan ekonomi AE dan EM, dampak dari langkah-langkah kebijakan yang dimainkan, proyeksi hasil dan risiko kebijakan, hingga pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa yang terjadi.

 


Nilai Tambah

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu di sela acara KTT G20 di Italia. (Foto: Sekretariat Presiden)

Tak hanya itu, dari topik terkait diskusi seperti yang sudah dijelaskan, diharapkan pula bisa memperoleh nilai tambah untuk kemajuan. Setidaknya ada dua nilai tambah yang mungkin dihasilkan dari diskusi tersebut.

Pertama, dengan kesadaran dari langkah-langkah yang mendukung dapat menyebabkan risiko signifikan terhadap pemulihan ekonomi dan stabilitas keuangan.

Selain itu, juga memantau kebijakan yang diterapkan di seluruh ekonomi global dan menilai potensi risiko yang dapat mendukung negara-negara dalam memastikan ketahanan.

Kedua, diskusi terkait risiko dapat mengarah pada rekomendasi kebijakan mitigasi risiko dan setiap koordinasi kebijakan potensial yang mendorong kebijakan untuk dikalibrasi dengan baik, direncanakan dengan baik dan dikomunikasikan untuk memastikan pemulihan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya