Liputan6.com, Jakarta Kawasan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir. Salah satu titik banjir di Perumahan Mutiara Gading Timur dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter, Senin 8 November 2021.
Banyaknya sampah yang menyumbat aliran Kali Jambe menyebabkan air meluap saat hujan deras dan merendam permukiman warga. Banjir juga diperburuk dengan kondisi saluran drainase yang tidak berfungsi optimal.
Advertisement
Akibatnya, genangan air di Perumahan Mutiara Gading Timur susah surut. Warga pun terpaksa memblokade akses masuk perumahan dan meminta para pengguna jalan memutar arah memilih jalur alternatif lain.
"Kalinya meluap juga karena sampah, ya begitulah. Udah biasa (banjir) di sini Pondok Timur, Mutiara Gading," kata Andika, warga setempat, Selasa (9/11/2021).
Karena air lama surut, pihak PLN sempat mematikan listrik di wilayah tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat membahayakan warga.
Menanggapi kondisi ini, Anggota DPRD Kota Bekasi, Arwis Sembiring, mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Kota Bekasi kerap disinggahi banjir, salah satunya di Perumahan Mutiara Gading Timur.
Menurutnya, saat ini kondisi sungai di sejumlah wilayah Kota Bekasi banyak sudah yang dangkal dan perlu dinormalisasi. Hal lainnya, yakni keberadaan sampah yang kerap memenuhi sungai-sungai sehingga menyumbat aliran air.
"Ya memang sekarang ini banyak saluran tersumbat kemudian membuat arus air terhambat untuk cepat berkurang," ujar Arwis saat ditemui.
Selain itu, kata dia, ada pula faktor kelalaian pihak pengembang perumahan yang memperlebar lahan untuk bangunan, sehingga membuat aliran sungai menyempit. Kondisi ini terjadi pada Grand Kota Bintang, yang berimbas banjir di underpass Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) segmen Kalimalang, Bekasi.
Menurut politisi Partai Demokrat itu, pelebaran lahan yang dilakukan pihak pengembang membuat aliran Sungai Cakung menyempit, sehingga air kerap meluap ketika hujan deras turun.
"Karena Kota Bintang pembangunan tidak sesuai. Terjadi pengecilan sungai yang membuat daya tampung kecil sehingga air mudah meluap. Sehingga hampir terputus Jalan Kalimalang ke Jakarta," tegasnya.
Harusnya Bisa Diantisipasi
Kondisi ini, bahkan sampai membuat pemerintah pusat turun tangan untuk mencari solusi penanganan banjir. DPRD pun, akunya, juga pernah menyampaikan terkait hal ini, namun sayangnya belum juga ditindaklanjuti pihak pengembang.
"Beberapa kali sudah kita sampaikan ke pemerintah dan pengembang, tapi belum juga ada eksyen. Pemkot sudah pernah turun ke lapangan, tapi tentunya harus ada koordinasi dengan pengembang," ungkapnya.
Menurut Arwis, banjir di Kota Bekasi semestinya bisa diantisipasi untuk mencegahnya semakin parah atau meluas. Dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, bisa mengontrol titik-titik banjir sebelum musim penghujan tiba.
"Jadi sebelum tiba musim hujan, mereka bisa menormalisasi, minimal mengeruk, karena dangkalnya aliran-aliran sungai yang ada di Kota Bekasi," imbuhnya.
Advertisement