Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal punya pemegang saham baru usai restrukturisasi rampung.
Hal itu diungkapkan Kartika, atau akrab disapa Tiko dalam Rapat Kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI.
"Kami memang membuka opsi apabila restrukturisasi berhasil dan kewajibannya turun untuk adanya pemegang saham baru," kata dia, Selasa (9/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Tiko memohon dukungan dari Komisi VI mengenai rencana tersebut. "Apabila ada pemegang saham baru, apakah kita diperbolehkan lakukan dilusi dari pemerintah tidak akan jadi mayoritas lagi di Garuda ke depannya,” tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Saputra menuturkan, Perseroan memang membutuhkan tambahan pendanaan karena itu bagian dari restrukturisasi. Namun, untuk opsi injeksi dalam bentuk equity, Irfan mengatakan perlu ada kesepakatan dari banyak pihak.
"Ini harus sepakat dengan semua kreditur baru duitnya turun. Apa yang terjadi kalau butuh lebih dari itu? tentu akan terjadi dilusi. Bukan cuma terhadap pemegang saham pemerintah,” kata Irfan.
"Kalau ada injeksi ke dalam struktur equity, tentu saja yang terdilusi semuanya. Ini memang bukan di ranah manajemen, ini di ranah yang Komisi VI harus bantu sepakati mengenai kepemilikan pemerintah,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
39 Lessor Teken NDA dengan Garuda Indonesia, Bagaimana Perkembangannya?
Sebelumnya, maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyampaikan telah terdapat 39 lessor yang menandatangani Non Disclosure Agreement (NDA). Lessor tersebut dapat mengakses rencana bisnis dan restrukturisasi Perseroan.
"Saat ini Perseroan dalam tahap finalisasi rencana restrukturisasi dengan para konsultan yang telah ditunjuk oleh Perseroan,” ungkap VP Corporate Secretary & Investor Relations Garuda Indonesia, Mitra Piranti dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 3 November 2021.
Sejalan dengan finalisasi rencana restrukturisasi tersebut, Garuda Indonesia juga akan meminta proposal dari para lessor yang selanjutnya akan dijadikan pertimbangan bagi Perseroan dalam memfinalkan proses restrukturisasi.
Dalam proposal tersebut meliputi informasi mengenai jumlah dan jenis pesawat yang diajukan dan persyaratan pembayaran.
"Perseroan terbuka untuk proposal yang dapat menguntungkan secara ekonomi bagi Perseroan,” ujar dia.
Saat ini, Perseroan mengoperasikan 119 pesawat sewa, selain enam pesawat milik Perseroan dengan jenis A330-300. Jumlah ini berkurang dari posisi Juni 2021 sebanyak 136 pesawat sewa.
Mitra menuturkan, penurunan jumlah pesawat sewa disebabkan oleh pengembalian beberapa pesawat kepada lessor (early termination).
Adapun status pesawat yang saat ini tidak digunakan untuk operasional adalah dalam proses maintenance/ perawatan sesuai prosedur yang berlaku.
Advertisement
Rincian Pesawat
Rincian pesawat-pesawat sewa tersebut antara lain; B737-800 sebanyak 57 pesawat, CRJ1000 sebanyak 18 pesawat, ATR72-600 sebanyak 13 pesawat, B777-300 sebanyak 10 pesawat, A330-300 sebanyak 11 pesawat, A330-200 sebanyak 7 pesawat, dan A330-900 sebanyak 3 pesawat.
"Saat ini Perseroan terus melakukan renegosiasi sewa pesawat kepada lessor sebagai bagian dari upaya restrukturisasi Perseroan,” ujar dia.