Liputan6.com, Paris - Presiden Emmanuel Macron mengumumkan untuk menunda pelonggaran COVID-19 yang telah ditentukan sebelumnya. Penundaan dilakukan lantaran Prancis dihadapi dengan ancaman gelombang kelima pandemi Virus Corona.
"Kami belum selesai dengan pandemi," kata Macron memperingatkan dalam pidatonya, demikian dikutip dari Xinhua, Rabu (10/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
"Kami mengendurkan upaya kami dan itu normal. Tapi kami harus melangkah lagi," kata Emmanuel Macron.
Ia menambahkan, pengawasan terhadap izin kesehatan juga akan diperkuat di instansi terkait, termasuk bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api.
Selain itu, orang yang berusia di atas 65 tahun dan yang paling rentan harus mendapatkan dosis booster untuk memvalidasi kartu kesehatan mereka mulai 15 Desember 2021.
Presiden Emmanuel Macron menegaskan kembali peran kartu kesehatan dalam pertempuran melawan COVID-19 di Prancis.
"Berkat health pass dan strategi yang diterapkan sejak Juli lalu, kita berhasil mengendalikan wabah ini," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Vaksinasi Prancis
Sejak awal kampanye, vaksinasi COVID-19 pada Desember 2020, Prancis telah menyuntikkan lebih dari 100 juta dosis dalam sepuluh bulan, dan 51 juta warga Prancis kini telah suntik lengkap.
Macron mendesak banyak orang untuk mendapatkan suntikan booster enam bulan setelah vaksin.
"Solusi dari kekebalan yang melemah ini adalah suntikan vaksin dosis tambahan, suntikan booster," katanya.
Seperti yang telah dilakukan untuk usia 65 tahun ke atas, kampanye booster shot akan diluncurkan pada awal Desember untuk orang berusia antara 50 dan 64 tahun.
Presiden Prancis juga meminta 6 juta orang yang tidak divaksinasi untuk divaksinasi agar terlindungi dan "dapat hidup normal."
"Kami telah melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi diri kami sendiri, kami dapat terus mengendalikan situasi jika masing-masing dari kami ambil bagian," katanya.
Advertisement