Salim Segaf PKS: Jadi Sumber Pangan, Indonesia Dilirik Dunia untuk Menguasainya

Salim Segaf mengatakan penjajahan seperti zaman lama sudah tidak ada lagi, yang ada ekonomi dikuasai, budaya asing sudah mulai masuk.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2021, 12:59 WIB
Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Al-Jufri. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri menyebut, bahwa dunia mengincar negara Indonesia untuk dikuasai. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber penghidupan yang lengkap.

"Dengan 17.508 pulau yang sangat banyak, yang dunia ke depan melirik negeri kita untuk menguasainya. Di sinilah sumber pangan, matahari sepanjang tahun, air dimana-mana, dunia juga mengincar negeri ini," katanya dalam dialog kebangsaan bela negara secara virtual, Rabu (10/11/2021).

Dia menambahkan, penjajahan yang terjadi saat ini memang bukan peperangan yang bersifat adu fisik. Namun Indonesia menurutnya masih belum merdeka secara ekonomi.

"Penjajahan seperti zaman lama sudah tidak ada lagi, yang ada ekonomi kita dikuasai, budaya asing sudah mulai masuk," ujarnya.

Salim menuturkan, cita-cita para pendiri bangsa adalah bagaimana negara mampu melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia. Kemudian, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

"Yang pasti dengan berlandaskan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan perdamaian sosial, cita-cita yang sangat mulia, tapi yang kita inginkan bukan hanya tertulis saja, tapi dibuktikan," ucap Salim.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Banyak yang Harus Diperbaiki

Mantan Menteri Sosial era SBY ini mengatakan, banyak yang sudah dilakukan pemerintah untuk negeri ini. Tetapi, masih banyak juga kekurangan yang perlu diperbaiki.

"Belum banyak yang dirasakan oleh anak bangsa di negeri kita, sudah banyak yang dilakukan pemerintah, tapi yang kurang juga masih banyak," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya