Usul Menko Luhut ke Jokowi: Naik Pesawat Wajib PCR saat Libur Nataru

Menko Luhut mengindikasikan bakal kembali menerapkan aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru)

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2021, 15:00 WIB
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah saat ini tidak mewajibkan para penumpang pesawat penerbangan untuk tes PCR. Sebagai gantinya, para penumpang harus menyertakan negatif Covid-19 melalui tes Antigen.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan atau Menko Luhut mengindikasikan bakal kembali menerapkan aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Luhut mengaku, telah melaporkan hal itu secara langsung kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Saya bilang pak (Jokowi) kita nanti menjelang Natal dan Tahun Baru perlu kita pertimbangkan lagi (Wajib PCR)," ujarnya dalam Podcast Youtube Deddy Corbuzier, Rabu (10/11/2021).

Menko Luhut menerangkan, munculnya pertimbangan untuk kembali menerapkan aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat lantaran adanya potensi peningkatan kasus positif Covid-19 di momen perayaan Nataru. Menyusul, proyeksi mobilitas masyarakat dalam jumlah besar untuk memanfaatkan Nataru.

"Kita lihat gini pergerakan mobilisasi masyarakat (Nataru) yang terlalu besar tanpa ada pemeriksaan, tanpa ada pengendalian itu sama saja bawa penyakit itu," terangnya.

Apalagi, lanjut Menko Luhut, saat ini di negara tetangga Malaysia telah ditemukan virus turunan dari varian delta yakni Delta AY.4.2 atau Delta Plus. Virus mutasi anyar tersebut pertama kali ditemukan di Inggris

"Kan banyak yang (datang) dari Malaysia orang Indonesia masuk kemarin-kemarin. Jadi makanya kita lebih bagus untuk hati-hati, sedikit lebih susah tapi aman," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengamat Nilai Gerak Masyarakat di Nataru Tergantung Kebijakan, Kalau Wisata Buka Bakal Ramai

PT Hutama Karya (Persero) melaporkan adanya peningkatan trafik lalu lintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) pada hari pertama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021. (Foto: Hutama Karya)

Survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan menunjukkan 87 persen masyarakat tidak akan melakukan perjalanan antar kota pada akhir 2021 atau melakukan mudik di akhir tahun. Melihat hal itu, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menilai data itu masih bisa berubah.

Mengacu pada survei tersebut, Djoko memperkirakan akan terjadi pergerakan masyarakat pada Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Alasannya, berbagi lokasi wisata sudah direncanakan untuk dibuka.

Masyarakat semakin percaya diri karena sudah mendapat suntikan vaksin. Pemerintah saat ini memberlakukan PPKM dan akan diberlakukan secara berkesinambungan berdasarkan kondisi Covid-19,” katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (4/11/2021).

Djoko mengatakan, survei yang dilakukan oleh Balitbang Kemenhub ini masih bisa berubah. Mengingat survei ini dilakukan pada 11-20 Oktober 2021. Sementara pada tahun lalu, dilakukan pada 29 November – 11 Desember 2020.

“Tentunya masih ada perubahan pola berpikir masyarakat untuk melakukan pergerakan Nataru tahun ini. Selain adanya beberapa perubahan kebijakan yang mendadak dengan persyaratan agak melonggarkan, tentunya ada sebagian warga berkeinginan melakukan mobilitas,” terang Ketua bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI pusat itu.

Dengan demikian, ia menyimpulkan Balitbang Kemenhub masih bisa melakukan setidaknya satu atau dua kali survei lagi untuk mendapatkan pola pergerakan terkini hingga mendekati masa Nataru tahun ini.

Ia menyebutkan Jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 saat ini, mengalami penurunan yang cukup berarti. Perekonomian masyarakat sudah mulai kembali bangkit. Harapannya, masyarakat tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan selama masa liburan Natal dan Tahun Baru 2022 karena belum aman dari ancaman Covid-19.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya