Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple, Tim Cook baru-baru ini mengakui dirinya juga ikut dalam tren investasi di cryptocurrency (aset kripto). Hal itu diungkapkan Tim Cook dalam diskusi di konferensi Dealbook yang digelar New York Times.
"Saya berpikir ini masuk akal untuk memilikinya (aset kripto) sebagai bagian dari diversifikasi portofolio," tuturnya seperti dikutip dari The Verge, Kamis (11/11/2021).
Kendati demikian, ia mengatakan tidak memberikan saran investasi pada siapa pun. Ia juga tidak mengungkap secara detail aset kripto yang dipilihnya sebagai investasi.
"Saya sudah tertarik (dengan aset kripto) sejak beberapa waktu lalu. Saya sudah mempelajarinya beberapa kali...Saya pikir itu menarik," tuturnya menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga
Advertisement
Meski sebagai pribadi, Tim mengatakan ia melakukan investasi ke aset kripto, bukan berarti langkah ini akan diterapkan ke Apple sebagai perusahaan. Ia mengatakan tidak ada rencana investasi perusahaan ke aset kripto.
Hal itu juga berlaku untuk transaksi yang dilakukan konsumen. Menurut Tim Cook, Apple tidak memiliki rencana untuk memungkinkan orang membeli produknya memakai aset kripto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apple Kehilangan Rp 85 Triliun Gara-Gara Kelangkaan Chip
Di sisi lain, pendapatan Apple di kuartal empat 2021 tak sebesar yang diprediksikan, meski angkanya tetap tumbuh dibanding periode sebelumnya. CEO Apple Tim Cook menyebut hal ini terkait dengan kendala pasokan dari iPhone, iPad, dan Mac.
"Kami memiliki kinerja yang sangat kuat meskipun kendala pasokan lebih besar dari yang diperkirakan. (Kerugian) karena pasokan kami perkirakan sekitar USD 6 miliar (setara Rp 85 triliun)," kata Tim Cook, dikutip dari CNBC, Jumat (29/10/2021).
Menurut Tim Cook, kendala dari pasokan didorong terjadinya kelangkaan chip di seluruh industri. Selain itu juga terganggunya manufaktur di Asia Tenggara karena Covid.
Meski begitu, secara keseluruhan pendapatan Apple naik 29 persen dan masing-masing produknya mengalami peningkatan pendapatan. Berikut rinciannya:
- Pendapatan per saham (EPS): USD 1,24 (Rp 17 ribuan).
- Pendapatan USD 83,36 miliar
- Pendapatan iPhone USD 38,87 miliar
- Pendapatan layanan USD 18,28 miliar
- Pendapatan dari produk lain-lain: USD 8,79 miliar
- Pendapatan Mac: USD 9,18 miliar
- Pendapatan iPad: USD 8,25 miliar
- Margin kotor: 42,2 persen
Dari pendapatan di atas, penjualan iPhone naik 47 persen dari tahun ke tahun, namun masih di bawah prediksi Wall Street.
Tim Cook mengatakan, Apple mengharapkan pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun (yoy) yang solid pada Desember mendatang.
Meski begitu, Tim Cook juga mengatakan, Apple mungkin akan menghadapi kendala pasokan yang lebih tinggi, diperkirakan lebih dari USD 6 miliar.
Advertisement
Kekurangan Chip Terus Berlanjut
CFO Apple Luca Maestri mengatakan ke analis, penjualan iPad akan menurun dibandingkan tahun lalu, pada Desember mendatang karena adanya kendala pasokan. Sementara, penjualan produk lainnya akan mengalami pertumbuhan.
"Kami sudah menyelesaikan sekitar satu bulan kuartal, gangguan manufaktur karena Covid meningkat pesat. Kekurangan chip terus berlanjut," kata Tim Cook.
Tim Cook juga menjelaskan, masalah pasokan terjadi pada node chip yang lebih lama, bukan pada prosesor Apple.
Apple melihat ada permintaan yang jauh lebih besar untuk model iPhone 13 series terbarunya. Sayangnya pasokan jumlahnya tidak sebanding dengan permintaan.
Kuartal keempat Apple hanya mencakup beberapa hari dari penjualan iPhone 13, karena berakhir pada 25 September.
Saat ini, Apple tengah berada di tengah pertumbuhan besar-besaran karena penjualan iPhone, iPad, dan Mac yang meningkat drastis selama pandemi.
(Dam/Ysl)