Pahlawan Masa Kini, Menginspirasi Terwujudnya Pengelolaan Gambut Lestari

Salah satu ekosistem unik di Indonesia adalah adalah ekosistem gambut, dan Indonesia diberkahi dengan gambut tropis paling luas di dunia

oleh Aceng Mukaram diperbarui 10 Nov 2021, 23:30 WIB
Lahan bekas terbakar ditanami pohon jelutung karena bisa menjaga ekosistem serta kebasahan gambut. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pontianak - Memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan acara temuwicara daring bertajuk 'Bincang Gambut: Saatnya Generasi Muda Bersuara tentang Gambut, Perempuan, dan Penghidupan' pada Rabu, 10 November, 2021.

Kegiatan itu dipandu oleh presenter/aktor/konten kreator Ramon Y. Tungka. Narasumber Sonya Dewi Direktur ICRAF Indonesia, Suwignya Utama Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Feri Johana-Koordinator Peat-IMPACTS, dan Andree Ekadinata-Koordinator paket kerja 6 Peat-IMPACTS untuk pengelolaan pengetahuan dan komunikasi hadir dalam kegiatan.

Lembaga penelitian internasional agroforestri, ICRAF, memiliki mimpi untuk melihat dunia yang setara untuk semua, dimana penghidupan di topang oleh lingkungan yang sehat dan produktif.

“Apakah itu mimpi kita semua? Mudah-mudahan mimpi kita sama,” kata Direktur ICRAF Indonesia, Sonya Dewi dalam keterangan resminya yang diterima di Kota Pontianak, Kalimantan Barat Rabu (10/11/2021).

Misi ICRAF adalah melihat semakin banyak pohon memberikan manfaat ganda untuk kehidupan. Sementara, tujuan memelihara planet ini adalah untuk keberlangsungan anak cucu di masa depan.

"Ada banyak sekali keberagaman dalam planet kita ini," ucapnya.

Salah satu ekosistem unik di Indonesia adalah adalah ekosistem gambut, dan Indonesia diberkahi dengan gambut tropis paling luas di dunia. Terbentuk ribuan tahun lalu, lewat biomassa yang terendam di dalam air, sehingga tidak terjadi dekomposisi yang sempurna.

Hal ini menimbulkan penumpukan bahan organik yang menyimpan cadangan karbon sangat besar. Itulah sepintas mengapa kita harus peduli gambut.

“It’s not only what you say, but it matters how you say it. Komunikasi ini menarik, informasi apa yang ingin disampaikan seorang ayah kepada anaknya, misalnya. Ini sama halnya dengan menggaungkan aksi gambut hanya ke baby boomers, lalu ke generasi Y dan generasi Z, misalnya. Kalau tidak hati-hati akan ada gap. Ini yang ingin kita coba kecilkan gap-nya," kata Sonya Dewi.

Dalam momentum Hari Pahlawan, pahlawanku inspirasiku, dia ingin mengajak masing-masing dari kita berani menjadi pahlawan, menjadi inspirasi untuk semua.

"Tidak semua harus ikut memadamkan kebakaran, tetapi kita bisa mengambil peran sendiri-sendiri,” kata Suwignya Utama dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Dia menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam upaya menjaga keberlanjutan lahan gambut.

Seperti pahlawan zaman dahulu, mereka berjuang mengesampingkan kepentingan pribadi, tujuannya untuk kemerdekaan.

“Sekarang ini kita perlu bangun terus keberpihakan pada lingkungan. Generasi muda era kini harus menjadi pemimpin opini/opinion leaders, pemberi pengaruh/influencer. Kalau upaya lingkungan bagus, dukung dan suarakan, begitu juga mereka perlu menyuarakan kerusakan-kerusakan lingkungan,” kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Para Juara

Sumber penghidupan masyarakat di sekitar lahan gambut di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. (Foto: Agus Dianto/Peneliti Muda Gambut, Kalimantan Barat)

Koordinator Peat-IMPACTS ICRAF, Feri Johana mengatakan, beberapa kegiatan sudah dilakukan untuk memperkuat partisipasi masyarakat desa dalam strategi penghidupan hingga mendorong kegiatan untuk penguatan kebijakan ditingkat daerah.

“Kami sudah membangun kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari masyarakat petani di dua Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Sumsel dan 2 KHG di Kalbar, 34 desa di Sumsel dan 31 di Kalbar hingga berbagai unsur pemerintah dan non-pemerintah yang ada disetiap provinsi, sebagai bagian untuk meningkatkan tata kelola gambut berkelanjutan,” katanya.

Acara bincang gambut ini sekaligus menjadi acara puncak pengumuman pemenang untuk Gambut, Perempuan dan Penghidupan - GPP Vlog Contest 2021 dan peluncuran portal informasi www.pahlawangambut.id.

Andree Ekadinata, koordinator Peat-IMPACTS, Pengelolaan Pengetahuan, menjelaskan, portal informasi pahlawan gambut secara khusus adalah sistem informasi dan platform komunikasi yang memuat informasi hasil riset dan pengelolaan produk pengetahuan yang dikelola secara terintegrasi, dan akan digunakan untuk bersama-sama memperkuat tata kelola dan kapasitas pemangku kepentingan di lahan gambut Indonesia.

“Platform informasi pahlawangambut.id ini memuat 4 modul utama yang terdiri dari modul bekerja, bercerita, belajar, dan berbagi. Kami mengundang seluruh hadirin yang hadir bersama kita disini untuk berkunjung ke portal informasi pahlawangambut.id,” kata Andree.

“Kami ucapkan selamat kepada para pemenang lomba vlog, semoga kepedulian pada pengelolaan gambut yang lestari dan secara umum pada lingkungan hidup Indonesia dapat terus dilanjutkan, dipraktikan dan mempunyai nilai positif untuk kita semua,” ucap Ramon Tungka setelah mengumumkan para pemenang.

Juri lomba ini terdiri dari Budiyanto dari BRGM, Daniel Rudi Haryanto sutradara dan juri kompetisi film documenter Eagle Awards, Marisna, spesialis gender, dan Rahayu Subekti, peneliti senior ICRAF.

Ketiga pemenang adalah: Dani Saputra, Pontianak, mahasiswa Risa Nilawati, Pekalongan, PegawaiShintia Yunianti, Pontianak. Juara favorit sesuai dengan jumlah likes terbanyak di Instagram: Dani Saputra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya