6 Fakta Menarik Purbalingga, Punya Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu yang Mendunia

Purbalingga merupakan tempat kelahiran Jenderal Soedirman yang merupakan jenderal besar pertama di Indonesia.

oleh Henry diperbarui 11 Nov 2021, 08:30 WIB
Objek wisata Owabong, Purbalingga. Foto: (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Purbalingga adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribu kota di Purbalingga. Jumlah penduduk Purbalingga pada 2021 sebanyak 1.021.443 jiwa. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan.

Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan anak sungainya, Kali Pekacangan.

Daerah ini juga punya bandar udara bernama Wirasaba yang terletak di desa Wirasaba, Bukateja. Sebelumnya, bandara ini hanya berfungsi sebagai sarana transportasi pesawat udara untuk keperluan militer. Pada Juni lalu, barulah ada bandara untuk pesawat komersial yang dinamai Bandara Jenderal Besar atau JB Soedirman.

Purbalingga merupakan tempat kelahiran Jenderal Soedirman yang merupakan jenderal besar pertama di Indonesia. Soedirman merupakan legenda dalam dunia militer Indonesia, pakar perang gerilya, dan terkenal gigih dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tokoh lainnya yang terkenal adalah Indrodjojo Kusumonegoro atau lebih dikenal dengan nama Indro Warkop. Indro merupakan aktor dan komedian legendaris Indonesia serta tergabung dalam grup lawak Warkop DKI. Selain itu ada Soerjono atau lebih dikenal sebagai Pak Kasur, yang termasuk salah satu tokoh pendidikan Indonesia, Pak Kasur banyak menciptakan lagu anak-anak Indonesia populer.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Purbalingga. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Purbalingga yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Nama Purbalingga

Ada beragam versi sejarah nama Pubalingga. Salah satunya, nama Purbalingga berdasarkan kosa katanya terdiri atas dua suku kata, yaitu purba yang berarti kuno atau zaman dahulu dan lingga yang berarti arca atau patung, yang merupakan sebuah objek pemujaan terutama bagi umat Hindu.

Kata lingga ini biasanya merupakan singkatan dari Siwalingga dan merupakan sebuah objek tegak, tinggi yang melambangkan alat kelamin Batara Siwa. Objek ini merupakan lambang kesuburan.

Versi lainnya, yaitu terdapatnya tokoh Kyai Purbasena dan Kyai Linggasena yang dipercaya sebagai cikal bakal terbentuknya Purbalingga. Dari interpretasi nama Purbalingga mengindikasikan bahwa daerah ini mengandung berbagai tinggalan kebudayaan dari masa yang paling tua, yaitu Purba.

2. Desa Wisata Karangbanjar

Purbalingga Desa Wisata Karangbanjar, merupakan pemukiman dengan suasana pedesaan yang alami dan aneka pusat kerajinan rumah tangga. Letaknya juga sangat strategis, karena tepat sejalur dengan objek wisata andalan lainnya seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang.

Di Desa Wisata Karang Banjar ini, kita dapat melihat secara langsung ke home industri proses pembuatan rambut palsu, bulu mata palsu, sapu lidi, sapu ijuk, sanggul. Ada juga fasilitas ‘homestay’ di rumah penduduk dengan biaya yang sangat terjangkau. Suasana pedesaan yang sejuk, makanan khas daerah setempat, penduduk yang ramah membuat suasana yang semakin nyaman.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


3. Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu

Selain bulu mata, industri wig atau rambut palsu juga berkembang pesat di Purbalingga dan menyerap puluhan ribu tenaga kerja. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo/Muhamad Ridlo)

Purbalingga merupakan sentra industri bulu mata palsu (eye-lash) dan rambut palsu atau wig serta sanggul. Sejak belasan tahun lalu, Purbalingga dikenal sebagai sentra industri bulu mata palsu dan rambut palsu terbesar di Indonesia.

Tak main-main, pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Produksi hand made atau olah keterampilan tangan membuat produk bulu mata Purbalingga unik, sekaligus berkualitas tinggi. Kin,i mereka punya saingan berat yaitu Tiongkok, yang bermain dengan harga murah.

Meski begitu, Purbalingga tetap unggul di sisi kualitas. Imbasnya, produk bulu mata palsu Purbalingga kini bersaing ketat di pasar global dengan produk sejenis dari Tiongkok. Karenanya, produsen bulu mata di Purbalingga dituntut untuk terus berinovasi agar kualitas bulu mata Purbalingga tetap unggul.

4. Komunitas Film Independen

Purbalingga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah nasional. Mereka pernah memenangkan dan meraih penghargaan di berbagai ajang perfilman nasional.

Selain itu, komunitas ini juga menggelar ajang festival film independen terutama film pendek secara rutin yang disebut PFF (Purbalingga Film Festival). Meski pandemi Covid-19 melanda, gelaran tahunan FPP yang sudah berlangsung sejak 2006 lalu tetap berjalan. Tentunya dengan sejumlah pembatasan dan menerapkan protokol kesehatan.

Pada 2010, sebuah film pendek karya dua pelajar SMP dari Pubalingga, Darti dan Yasin, berjudul 'Pigura', berhasil menyabet Piala Citra di Festival Film Indonesia atau FFI 2010. Mereka mendapatkan penghargaan khusus kategori film pendek. Film pendek bukan hal asing bagi para pelajar di Purbalingga karena sudah lama masuk dalam kurikulum sekolah.


5. Kuliner khas Purbalingga

Siapa yang suka sama gorengan yang satu ini? Buat tempe mendoan sendiri di rumah yuk… (Foto: Bintang.com/Daniel Kampua, Digital Imaging: Bintang.com/Nurman Abdul Hakim)

Ada beragam makanan atau kuliner khas Purbalingga. Yang paling dikenal adalah mendoan atau tempe mendoan. Pembuatan mendoan diproses mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari sembarang tempe.

Purbalingga juga dikenal sebagai tempat pabrik Slamet, yang memproduksi permen Davos sejak 1991. Oleh-oleh istimewa lainnya adalah kacang mirasa. Tampilannya memang gosong dan mirip kacang kulit khas pedesaan, tapi rasanya bikin banyak orang ketagihan

Ada juga Sroto (sebutan soto untuk wilayah Purbalingga dan Banyumas) yang cukup terkenal. Perbedaan mendasar sroto dengan soto terletak pada sambalnya yaitu sambal kacang yang pedas legit, menggunakan ketupat bukan nasi, serta ditaburi suwiran daging dan remasan kerupuk. Kuliner khas lainnya, ada buntil, sate Blater, es durian dan kue nopja.

6. Goa Lawa

Goa Lawa Purbalingga atau sering disingkat Golaga merupakan tempat wisata alam di Desa Siwarak, Karangreja, Dusun IV, Kecamatan Siwarak. Gua di bawah permukaan tanah di lereng Gunung Slamet ini memiliki panjang sekitar 1.300 meter, dan menawarkan suasana yang masih asri lengkap dengan hawanya yang sejuk.

Goa Lawa sebetulnya adalah diksi umum yang menunjuk kepada sebuah gua yang dihuni banyak kelelawar. Beberapa daerah di Indonesia banyak yang memiliki Goa Lawa, tetapi Goa Lawa di Purbalingga memiliki keunikan karena dibuat semenarik mungkin dan terkesan kekinian. Di bagian dalamnya dihiasi lampu warna-warni sehingga banyak yang menjadikannya sebagai spot foto.

Gua ini bahkan pernah menjadi tempat peragaan busana dan pameran batik pada Oktober 2019. Desainer kondang Samuel Wattimena mengatakan, peragaan busana di dalam gua sangat langka. Peragaan batik ini adalah yang pertama di Indonesia, bahkan mungkin dunia.

"Ini langka banget, guanya ternyata bagus sekali, enggak bau, enggak pengap, dan lighting juga keren," kata Samuel, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.


5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya