Tak Ingin Seperti Indosat, DPR Didesak Tolak Usul Pemerintah Lepas Saham Garuda Indonesia

Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty meminta kepada DPR RI untuk menolak usulan Kementerian BUMN yang ingin melepas saham pemerintah di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2021, 13:00 WIB
Garuda Indonesia bakal membuka rute baru Denpasar-Bali ke Chengdu Tiongkok dengan frekuensi empat kali seminggu dengan pesawat Airbus.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty meminta kepada DPR RI untuk menolak usulan Kementerian BUMN yang ingin melepas saham pemerintah di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Usulan itu sebelumnya dikeluarkan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, yang meminta restu Komisi VI DPR RI untuk melepas 60 persen saham pemerintah di Garuda Indonesia.

Adapun opsi pelepasan saham ini muncul jika dalam penyelesaian restrukturisasi utang Garuda Indonesia nanti perseroan masih kekurangan dana untuk pulih. Kementerian BUMN ingin ada pemegang saham baru yang menyetorkan dana ke perusahaan.

"Intinya, kami meminta kepada ketua dan seluruh jajaran DPR menolak permohonan restu Kementerian BUMN melepas seluruh saham Garuda Indonesia kepada swasta," seru Tomy kepada Liputan6.com, Kamis (11/11/2021).

Alasannya, Tomy tak ingin Garuda Indonesia kelak memiliki nasib sama seperti Indosat, yang saham mayoritasnya dilepas kepada swasta.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Khawatir Bakal Seperti Indosat

Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Tomy khawatir, nasib Garuda Indonesia bakal seperti Indosat yang terkatung-katung gara-gara banyak menerima kerugian bersih hingga melakukan PHK massal pasca dimiliki asing.

"Jangan sampai Garuda Indonesia akan senasib dengan Indosat, dimana Indosat lepas ke tangan Asing di zaman anak presiden pertama Sukarno, Megawati menjadi presiden," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya