Kasus Covid di 155 Daerah Meningkat, Epidemiolog: Ini Alarm, Baiknya Sekarang Berjaga-jaga

Ledakan Covid-19 pada negara luar berawal peningkatan kasus yang tidak terlalu signifikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2021, 18:16 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan peningkatan kasus Covid-19 pada 155 kabupaten dan kota di Indonesia menjadi alarm bagi semua pihak.

"Ya, ini alarm. Sekali lagi, tidak ada namanya peningkatan itu atau ledakan secara tiba-tiba. Semua selalu ada kesempatan untuk kita untuk melakukan mitigasi ketika tanda-tanda sudah mulai timbul," katanya kepada merdeka.com, Kamis (11/11/2021).

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ini mencontohkan sejumlah negara di Eropa, kawasan ASEAN, bahkan Tiongkok. Ledakan Covid-19 pada negara itu berawal peningkatan kasus yang tidak terlalu signifikan.

Penularan Covid-19 di Indonesia, kata Dicky, mendapat dukungan dari cakupan vaksinasi yang belum mencapai ambang batas herd immunity, yakni minimal 60 persen untuk dosis lengkap. Data Kementerian Kesehatan hari ini pukul 12.00 WIB, baru 128.147.345 orang atau sekitar 61,53 persen divaksinasi dosis pertama dari target 208.265.720.

Sementara vaksiansi dosis kedua atau lengkap baru menyentuh 81.711.099 orang atau setara 39,23 persen.

"Artinya, jumlah orang yang belum memiliki imunitas ini cukup signifikan atau cukup memadai untuk menjadi perantara ledakan atau timbulnya kasus," ujarnya.

Dicky menyebut, berdasarkan penilaian Badan Kesehatan Dunia atau Wolrd Health Organization (WHO), transmisi Covid-19 di Indonesia berada pada level komunitas. Ini menunjukkan, masih banyak kasus di lingkungan masyarakat yang belum terdeteksi.

"Kalau gambaran CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika, dari 1 kasus terkonfirmasi, bisa 8 di masyarakat yang tidak terdeteksi. Dan 8 itu signifikan, banyak banget untuk bisa membuat situasi menjadi lebih buruk. Apalagi bicara Delta variant kan dari 1 kasus terinfeksi bisa ke 8 atau 9 orang tertular kalau daerah di situ kurang pendekatannya," sambungnya.

Menurut mantan Sekretaris Dewan Pengawas BPJS Kesehatan ini, pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19. Sejumlah langkah bisa dilakukan untuk mencegah ledakan kasus, yakni meningkatkan vaksinasi, 3T (testing, tracing, treatment), dan 5M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas).

"Lebih baik sekarang berjaga-jaga, daripada sudah terlanjur besar," tutupnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


155 Alami Peningkatan Kasus

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan 155 kabupaten dan kota di Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19. Bahkan, dua kota di antaranya konsisten meningkat dalam tiga pekan berturut-turut.

"Dua kota yang mengalami kenaikan kasus selama tiga minggu berturut-turut yaitu Jakarta Timur, DKI Jakarta dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (10/11).

Menurut Nadia, perkembangan kasus Covid-19 di level kabupaten dan kota harus diawasi ketat. Sebab, jika terus mengalami kenaikan akan mempengaruhi level pandemi Covid-19.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Infografis Beda Bahaya Covid-19 Varian Delta dengan Delta Plus (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya