Niantic Rilis Teknologi AR Lightship untuk Wujudkan Metaverse di Dunia Nyata

Lightship memungkinkan aplikasi mobile mengidentifikasi apakah kamera pengguna diarahkan ke langit atau air.

oleh Yuslianson diperbarui 12 Nov 2021, 09:30 WIB
Niantic ingin wujudkan metaverse di dunia nyata dengan Lightship. (Doc: Niantic)

Liputan6.com, Jakarta - Niantic, perusahaan teknologi AR yang berada dibalik kesuksesan gim Pokemon Go baru saja mengumumkan developer kit untuk membuat aplikasi metaverse dunia nyata.

Adapun Augmented Reality Developer Kit (ARDK) yang diluncurkan oleh perusahaan itu diberi nama Lightship. Lewat dev kit ini, Niantic berharap dapat menyatukan dunia digital dan dunia nyata.

“Untuk mengubah hubungan manusia dan teknologi dengan menggabungkan dunia fisik dan virtual, dibutuhkan banyak ide dan perspektif dari semua orang,” kata John Hanke, Pendiri dan CEO Niantic, dalam keterangan resminya.

"Kami sangat bersemangat untuk membuka brankas teknologi yang mendukung game yang telah kami buat, sehingga pengembang, pembuat konten dan merek-merek global dapat membangun pengalaman inklusif yang mendorong batas-batasan hal yang mungkin dilakukan dalam AR.”

Hanke menjelaskan, Lightship memungkinkan aplikasi mobile mengidentifikasi apakah kamera pengguna diarahkan ke langit atau air.

Tak hanya itu, tools di dev kit ini juga memungkinan pengembang dapat memetakan permukaan dan kedalaman lingkungan secara virtual, atau menempatkan objek virtual di belakang objek di dunia nyata.

Platform ini menyatukan peralatan dan teknologi yang mendukung tiga fitur AR yang utama, yaitu Pemetaan, Pemahaman dan Berbagi secara realtime.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Niantic Berikan Akses Teknologi AR

Pemain Pokemon Go bakal bisa ganti tim. (Doc: Niantic Labs)

Lightship sendiri sudah dikembangkan sejak lama. Namun baru kini, perusahaan membuka akses teknologi AR miliknya bagi para pengembang mana pun.

Disebutkan, sebagian besar perangkat lunak ini gratis. Namun, Niantic akan mengenakan biaya untuk fitur yang memungkinkan beberapa perangkat mengakses pengalaman AR bersama secara bersamaan.

Perusahaan juga berkomitmen USD 20 juta atau sekitar Rp 286 miliar untuk mendanai perusahaan baru yang membangun aplikasi AR.

 


Beda Visi Metaverse dengan Mark Zuckerberg

Facebook mengubah namanya menjadi Meta. (Doc: The Verge)

Hanke juga menyebut, platform ini menyatukan peralatan dan teknologi yang mendukung tiga fitur AR yang utama — Pemetaan, Pemahaman dan Berbagi secara realtime.

Berbeda dari visi metaverse yang digadang-gadang CEO Meta Mark Zuckerberg yang ingin membawa pengguna masuk ke metaverse, Hanke ingin pengembang membuat aplikasi AR agar pengguna tetap dapat berinteraksi dengan dunia nyata.

Lebih lanjut, bagi pengembang yang tertarik untuk mendapatkan dev kit milik Niantic ini. Dapat langsung akses situs web Lightship.dev.

Perusahaan juga mengumumkan telah bermitra dengan merek kenamaan untuk peluncuran ini, seperti Coachella, Historic Royal Palaces, Lifull, PGA of America, Science Museum Group, Shueisha, Softbank, artis JR dan Superblue, TRIPP, Universal Pictures serta Warner Music Group.

(Ysl/Tin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya