Dua Program Pemkot Tangerang untuk Minimalisir Penderita TBC dan Stunting pada Anak

Di peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meluncurkan dua program serta fasilitas tambahan terbaru di RSUD Kota Tangerang.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 12 Nov 2021, 13:31 WIB
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat peringatan Hari Kesehatan Nasional 2021 'Sehat Negeriku Tumbuh Indonesia' di RSUD Kota Tangerang.

Liputan6.com, Tangerang Di peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meluncurkan dua program serta fasilitas tambahan terbaru di RSUD Kota Tangerang, Jumat (12/11/2021). 

Program pertama yang dicanangkan Pemkot Tangerang melalui Dinas Kesehatan adalah pencanangan Program 5.000 Kader Aksi Skrining Mandiri (Asmara) TBC berbasis masyarakat. Lalu program selanjutnya adalah peluncuran aplikasi Tatalaksana Gizi Buruk Agar Segera Pulih atau Laksa Gurih, yang berbasis website untuk pencegahan stunting pada anak. 

"Hari ini Pemkot Tangerang sedang mendorong partisipasi masyarakat dalam ikut tangani masalah TBC dan juga masalah stunting. Bukan hanya masyarakat, tapi juga melibatkan Dinas Perhubungan dan Dinas Kesehatan, bekerja sama menangani TBC dan stunting," tutur Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Jumat (12/11/2021). 

Untuk pencanangan 5.000 kader Asmara TBC, yakni berhubungan dengan pencarian kasus pasien penderita TBC, melalui pemberdayaan kader-kader kesehatan di masyarakat. Untuk langkah awal, ada seribu kader yang sudah dilatih, baru kedepannya meningkat terus hingga lima ribu kader. 

"Masyarakat berperan aktif, bila menemukan ada tetangga saja dekat rumah, ciri-cirinya batuk tidak sembuh-sembuh, segera bawa ke Puskesmas, untuk mendapat penanganan dini," kata Arief.


Seputar Aplikasi Laksa Gurih

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat peringatan Hari Kesehatan Nasional 2021 'Sehat Negeriku Tumbuh Indonesia' di RSUD Kota Tangerang.

Lalu kedua adalah diluncurkannya aplikasi Laksa Gurih. Aplikasi yang berbasis website ini, dipergunakan para kader untuk membantu Dinas Kesehatan dalam mencari dan menemukan, kemudian mentreatment bayi, balita atau anak-anak yang menderita gizi buruk. Sehingga bisa menurunkan angka stunting di Kota Tangerang. 

"Ini sekaligus melatih masyarakat untuk gaya hidup sehat dan yang namanya makan sehat kan nggak harus mahal, makan sayuran seperti bayam, daun kelor dan lainnya, itu kandungan gizinya cukup baik. Tinggal bagaimana kesadaran orang tua, kami pun pemerintah akan mendorong akan hal itu," tutur Arief.  

Selanjutnya, Dinkes dan Dinas Perhubungan juga meluncurkan program Jawara, dimana dalam 30 hari kedepan, kedua dinas tersebut bermitra untuk mencari pasien-pasien Diabetes di Puskesmas yang ada di Kota Tangerang. 

"Kalau sudah ditemukan pasien Diabetes di Puskesmas, lalu akan dibawa transportasi ditanggung Dishub, kemudian pasien akan dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk pemeriksaan rontgen sebagai bagian pencarian kasus pasien TBC. Karena penderita Diabetes besar kemungkinan juga menderita TBC, jadi kerjasama antara dua dinas dan juga RSUD Kota Tangerang," papar Arief.


Obat-obatan untuk Penderita TBC, Gratis!

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan dr Dini Anggraeni menjelaskan, hingga kini kasus TBC di Kota Tangerang masih terus ada. Meskipun angka penderitanya di Kota Tangerang masih di bawah rata-rata nasional dan juga Provinsi Banten. 

Penderita TBC di Kota Tangerang pun dinilai cepat tertangani, lantaran para kader yang terbentuk cepat menemukan, lalu melakukan pendampingan sejak di Puskesmas hingga mendapat rujukan ke RSUD. 

Kemudian, untuk pengobatannya pun dipastikan gratis. Sebab hal tersebut menjadi program nasional melalui program pembangunan di bidang kesehatan, sehingga sampai saat ini penyakit TBC masih menjadi prioritas. 

"Obat-obatan gratis sampai sembuh, begitu juga yang program Jawara kerjasama kami dengan Dishub, itu juga gratis," kata dr. Dini.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya