Liputan6.com, Tokyo - Panel kementerian kesehatan Jepang pada hari Rabu menyetujui pemberian suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi AS Pfizer Inc.
Rencananya, booster vaksinasi CVID-19 pertama akan diberikan pada tenaga medis dilanjutkan kepada orang-orang berusia 18 tahun ke atas, demikian dikutip dari laman Japan Times, Jumat (12/11/2021).
Baca Juga
Advertisement
Langkah itu dilakukan ketika penelitian di luar negeri menunjukkan antibodi vaksin dapat melindungi di semua kelompok umur, dengan efektivitas vaksin yang bertahan sekitar enam bulan.
Setelah petugas kesehatan, individu yang sebelumnya menerima dua suntikan vaksin Pfizer dan ingin menerima suntikan booster dan memenuhi syarat bisa dimulai pada Januari 2022.
Untuk saat ini, Jepang akan menahan diri untuk tidak memberikan suntikan booster vaksinasi COVID-19 dari Pfizer kepada mereka yang berusia antara 12 dan 17 tahun, Lantaran kurangnya data tentang keamanan dan kemanjuran vaksin.
Namun, negara tersebut akan mempertimbangkan untuk menurunkan usia penerima suntikan ketiga setelah adanya laporan keamanan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Pengamanan Vaksin
Untuk mengamankan pasokan vaksin, Jepang telah menandatangani kontrak untuk menerima tambahan 120 juta dosis dari Pfizer dan tambahan 50 juta dosis dari Moderna Inc. mulai awal 2022.
Negara ini juga akan mengamankan 150 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Novavax Inc. mulai awal 2022.
Pada akhir Oktober kemarin, lebih dari 70% populasi Jepang telah sepenuhnya diinokulasi terhadap COVID-19, dengan negara tersebut menempati peringkat tiga teratas di negara-negara Kelompok G-7 setelah peluncuran vaksin yang awalnya lambat.
Program vaksinasi Jepang diluncurkan pada Februari, dimulai dengan petugas kesehatan. Lalu diperluas ke orang tua pada April dan kemudian ke anggota masyarakat lainnya.
Advertisement