Kurangi Konsumsi Garam, Bagaimana Tetap Bisa Makan Enak?

Selain sehat, makanan harus tetap enak untuk mengurangi tingkat stres.

oleh Asnida Riani diperbarui 13 Nov 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi Makanan. Credit: pexels.com/Jane

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi gizi seimbang dalam menu diet harian, menurut Prof. Ahmad Sulaeman, guru besar keamanan dan gizi pangan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (ITB), berarti harus membatasi konsumsi garam, gula, dan lemak. Namun, ia menyebut, jangan sampai mengorbankan cita rasa makanan.

"(Makanan) harus tetap enak supaya enggak stres," katanya dalam virtual media gathering bersama Ajinomoto Visitor Center dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-57, Jumat, 12 November 2021.

Terkait prevalensi penyakit tidak menular, terutama hipertensi, Prof. Ahmad menyebut, para ahli telah meminta membatasi asupan garam dalam menu gizi seimbang. Karena rasa makanan harus tetap enak, ada beberapa cara menyiasatinya.

Pertama, memilih dan mengombinasikan beragam pangan maupun bumbu rendah sodium. "Hati-hati dengan pangan yang dicuring, diasap, atau diasinkan," katanya. Kemudian, membatasi konsumsi pangan olahan yang sering kali tinggi sodium.

Terakhir, menambahkan bahan penguat rasa sebagai pengganti garam. "Bisa menggantinya dengan senyawa umami, seperti MSG," katanya, menambahkan bahwa senyawa umami memang masih jadi kontroversi.

"MSG ini membuat makanan jadi enak, di samping menambah cita rasa baru, yakni umami atau gurih. Kepuasan dalam menikmati makanan akan menghilangkan stres dan membantu fungsi sistem imun," klaim Prof. Ahmad.

Selain itu, ia menambahkan, rasa gurih juga bermanfaat sebagai pengendali nafsu makan, membantu pencernaan, menjaga kesehatan mulut, membantu proses pencernaan di mulut, dan membantu menurunkan asupan natrium. Kendati, dalam konsumsinya, ada aturan yang harus diperhatikan. 


Takaran Normal

ilustrasi MSG/unsplash

Aturannya terutama tentang takaran. Prof. Ahmad mengatakan, penggunaan MSG harus secukupnya, yakni 0,2 sampai 0,8 persen dari volume masakan. "Kalau lebih dari itu, penambahannya malah membuat rasa masakan jadi tidak enak," katanya.

Bumbu ini, sambung Prof. Ahmad, bisa ditambahkan saat persiapan, memasak, atau ketika dihidangkan. Ia mengatakan, "Dari berbagai ulasan penelitian, umami bisa mengurangi asupan sodium, karena berbeda dari garam, kandungannya (sodium) lebih sedikit dalam MSG."

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam setengah sendok makan garam mengandung seribu miligram sodium. Kemudian, dalam takaran yang sama untuk MSG, tercatat ada 300 miligram sodium. "Konsumsi sodium dibatasi kurang dari dua ribu miligram (per hari) bagi penderita hipertensi," ujarnya.


Tidak Hanya dari MSG

Ilustrasi MSG (iStock)

Namun demikian, rasa gurih nyatanya tidak hanya bisa didapatkan melalui MSG. Melansir kanal Health Liputan6.com, setidaknya ada puluhan bahan makanan yang bisa dijadikan pengganti MSG untuk menyedapkan makanan.

Masuk dalam daftar ini adalah tulang sapi atau ayam sebagai kaldu. Di samping, rasa gurih pun bisa diperoleh dari berbagai hidangan laut seperti udang , gurita, cumi, tiram, kombu laut, bonito kering, dan sarden kecil kering.

Cita rasa serupa pun bisa ditemukan di aneka jamur, bawang-bawangan, rempah, dan bumbu-bumbu dapur, seperti terasi dan tauco. Bahkan sayuran seperti brokoli, sawi putih, kacang, kentang, daun bawang, seledri, tomat, dan asparagus, juga bisa memberi rasa gurih.

 

 

Kalau enggak sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.

Yuk PO Sekarang di ManisdanSedap!


Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional

Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya