RCID ke-2 Lahirkan Jakarta Agenda on Industry 4.0, Ini Isu Prioritasnya

Konferensi Regional Pembangunan Industri atau Regional Conference on Industrial Development (RCID) ke-2, telah sukses digelar pada tanggal 10-11 November 2021 di Jakarta.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 12 Nov 2021, 20:00 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan RCID ke dua di Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Regional Pembangunan Industri atau Regional Conference on Industrial Development (RCID) ke-2, telah sukses digelar pada tanggal 10-11 November 2021 di Jakarta. Konferensi ini menghasilkan Jakarta Agenda on Industry 4.0.

“Kami berharap Jakarta Agenda on Industry 4.0 ini dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing negara anggota UNIDO di kawasan Asia Pasifik,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto saat memberikan sambutan pada penutupan RCID ke-2 di Jakarta, dikutip Jumat (12/11/2021).

Pada penutupan RCID ke-2, UNIDO Representative in Indonesia and Timor Leste, Esam Alqararah membacakan Jakarta Agenda on Industry 4.0 yang berisikan kehendak negara-negara anggota UNIDO dikawasan Asia Pasifik untuk terus mendukung implementasi Industri 4.0 melalui aksi-aksi, antara lain mendorong negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik untuk terus mengeksplorasi solusi atas tantangandan meraih kesempatan dalam mengakselerasi penerapan industri 4.0, dalam rangka mewujudkanindustrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Kemudian, meminta pemerintah di negara-negara kawasan Asia-Pasifik untuk memprioritaskan pembuatan kebijakan berbasis fakta untuk mendukung transformasi digital di sektor industri.

Berikutnya, mendorong dan mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya dalam memperkaya implementasi teknologi untuk penyebaran Industri 4.0.

Jakarta Agenda on Industry 4.0 juga berupaya memastikan penyusunan kebijakan yang kondusif,pembentukan lingkungan bisnis yang mendukung dan ekosistem inovasi, upskilling dan reskilling angkatan kerja, pengembangan dan adopsi standar dan sertifikasi, serta dukungan finansial untukpengembangan teknologi, adopsi dan difusi, pengembangan kapasitas bagi para pembuat keputusan,industri dan khususnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di negara berkembangdalam penerapan Industri 4.0.

Forum tersebut juga menyatakan terbuka bagi pertimbangan atas tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan dari Industri 4.0 oleh mekanisme global seperti G20, serta mendorong kolaborasi lebih lanjut dalam membantu negara-negara memanfaatkan transformasi digital untuk kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and the planet).

Dirjen KPAII Kemenperin menyampaikan, dengan keinginan kuat dan langkah-langkah yang nyata dalam mewujudkan Jakarta Agenda on Industry 4.0, negara-negara anggota UNIDO di kawasan Asia Pasifikakan dapat mengakselerasi penerapan industri 4.0.

“Kami optimistis, transformasi digital ini dapatmendukung pengembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta sekaligus mendorongpemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19,” tuturnya.

Eko menjelaskan, Indonesia dengan dukungan UNIDO, akan mewakili negara-negara berkembang untukmemperjuangkan dan membawa rekomendasi Jakarta Agenda on Industry 4.0 ini sebagai isu prioritas utama pada Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 tahun 2022.

“Penyelenggaraan RCID ke-2 ini akan menjadi tonggak penting menuju persiapan pertemuan TIIWG G20 di tahun 2022,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Negara Anggota UNIDO

Ilustrasi industri 4.0 (iStockPhoto)

Selama rangkaian RCID ke-2, telah digelar forum diskusi untuk mendapatkan masukan dari negara-negara anggota UNIDO di kawasan Asia Pasifik terkait isu-isu prioritas di sektor industri yang sedangberkembang. Isu sektor industri ini akan diusung pada pertemuan TIIWG dalam Presidensi G20Indonesia pada tahun 2022.

“Indonesia menyatakan siap menyuarakan aspirasi-aspirasi dari negara-negara kawasan, khususnyanegara-negara berkembang non-G20 dalam forum-forum G20 nanti. Apalagi, sepanjang sejarah G20,nanti pertama kalinya melibatkan menteri perindustrian dari seluruh negara G20,” ungkapnya.

Selaku penyelenggara RCID ke-2, Kemenperin mendorong UNIDO dan negara-negara anggota UNIDO diKawasan Asia Pasifik untuk bersama-sama menguatkan komitmen dalam melaksanakan Jakarta Agendaon Industry 4.0.

“Kami juga berharap konferensi sejenis ini bisa dilaksanakan dan ditindaklanjuti secaranyata demi kemajuan industri di kawasan,” ujar Eko.

Pada kesempatan ini, Eko menambahkan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas partisipasi yang luarbiasa aktif dari para pembicara dan para peserta konferensi.

“Semoga kita bersama-sama dapatmelewati pandemi ini dan kita dapat segera pulih menjadi negara yang lebih baik dan lebih maju,”ungkapnya.

Chargé d'affaires Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Austria, Alfiano Tamala menyampaikan, diskusiyang berlangsung dalam RCID ke-2 merefleksikan kehendak untuk berkolaborasi dan memperluas kerjasama di antara para stakeholder di kawasan Asia Pasifik.

“Jelang presidensi Indonesia di G20, RCID ke-2 merupakan tonggak penting bagi keseluruhan persiapan,khususnya dalam memberikan rekomendasi dan rencana aksi regional. Kami berharap hasil dari RCID ke-2 dapat dilaksanakan dan meningkatkan kerja sama industrial di kawasan ini untuk selanjutnya,” ujarAlfiano.

RCID ke-2 diikuti sebanyak 550 perserta, yang terdiri 150 peserta hadir fisik dan 400 peserta mengikutisecara virtual. Para peserta meliputi pejabat tinggi di bidang perindustrian dari 26 negara anggotaUNIDO, Duta Besar negara-negara anggota UNIDO di kawasan Asia Pasifik, perwakilan organisasiinternasional serta perwakilan kementerian/lembaga dan pelaku usaha dalam negeri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya