Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Adhi Commuter Properti Tbk yakin bisnis properti yang berintegrasi dengan layanan transporasi massal masih bagus ke depan seiring pemulihan sektor properti dan kehadiran light rail transit (LRT).
Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk, Rizkan Firman melihat prospek bisnis properti yang berintegrasi dengan transportasi massal masih sangat baik dan prospektif.
Hal tersebut didukung insentif yang diberikan pemerintah dan perbankan. Ditambah kehadiran transportasi massal LRT pada pertengahan 2022. Ia menilai hal tersebut dapat dongkrak kinerja usaha properti berbasis TOD.
Baca Juga
Advertisement
"Properti high rise, transit oriented development (TOD) memang kelihatan cukup menonjol diterima market. Berharap properti hunian berbasis TOD semakin diminati. Market Adhi Commuter Properti akan ada boosting. Yang kita tunggu beroperasi LRT, mudah-mudahan pertengahan 2022 sudah dapat beroperasi memboost properti berbasis TOD," ujar dia saat konferensi pers virtual, Jumat (12/11/2021).
Selain itu, perseroan melihat transportasi massal cepat seperti LRT sebagai salah satu solusi bagi kehidupan di Jakarta. Hal ini dapat mendukung bisnis properti yang berbasis TOD.
"Adhi Commuter Properti yang fokus di TOD punya potensi besar. Di mana kebutuhan masyarakat aksesibilitas transportasi massal sangat dinanti," kata dia.
Ia menilai, masyarakat juga tertarik dengan properti berbasis TOD sehingga juga turut mendukung pasar perseroan. Apalagi nanti dengan beroperasinya LRT pada pertengahan tahun depan.
"Properti berbasis TOD sedang digemari saat ini dan mendatang. Serapan kita sangat baik pada masa sulit. Ke depan akan semakin membaik ditambah rencana beroperasinya LRT pertengahan tahun depan. Ini ditunggu end user, masyarakat dan investor," kata dia.
Ia menambahkan, bisnis properti yang berintegrasi ini juga yang menjadi penjualan unik perseroan. Pihaknya melihat manfaat dari usaha properti ini juga menarik untuk investor dan masyarakat.
"Investor dan masyarakat juga menunggu capital gain dan tingkat rate rental dari properti kita pastikan sangat menarik," kata dia.
p>* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyek Hunian TOD
Dalam keterangan tertulis, Direktur Keuangan Adhi Commuter Properti, Mochamad Yusuf menuturkan, proyek hunian TOD ADCP saat ini terletak di 7 dari 17 stasiun LRT Jabodebek (tahap I).
Ke depan ADCP akan mendapat katalis dari peluncuran operasional LRT Jabodebek tahap 1, yang menurut pemerintah akan dibuka pada Q2 2022 (Cibubur – Cawang, Cawang – Dukuh Atas, Cawang – Bekasi Timur).
"Saat ini ada 11 proyek hunian TOD dari ADCP yang sedang berjalan, 7 di antaranya berada di titik stasiun LRT dan dalam waktu dekat akan ada 2 lahan lagi yang kami kembangkan," kata dia.
Ia menambahkan, dudah ada empat proyek hunian ADCP yang diserahterimakan, yakni LRT City Sentul (tahap 1), LRT City Bekasi- Eastern Green, LRT City Jatibening (tahap 1), dan LRT City MTH, Tebet (tahap 1).
Dari empat proyek LRT City ini diserahterimakan pada 2020 dan di akhir tahun ini akan ada lagi properti yang akan diserah terimakan.
Selain mengembangkan hunian berbasis TOD, ADCP juga menambah reccuring income melalui lini bisnis manajemen hotel serta komersial area di berbagai kawasan LRT.
Pada semester I 2021 total pendapatan tercatat sebesar Rp 201,02 miliar. Realisasi pendapatan ini turun tipis 3,9 persen sebesar Rp 209,36 miliar. Sementara, laba melonjak hampir 90 kali menjadi Rp 33,93 miliar. Perseroan menyatakan, hal itu ada serah terima tiga proyek antara lain di LRT Bekasi, Jatibening, dan LRT Sentul Royal Sentul Park.
"Peningkatan laba bersih ini didukung adanya serah terima sejumlah proyek kepada pembeli. Kami targetkan hingga akhir tahun ini masih ada sejumlah proyek lainnya yang akan diserahterimakan, sehingga nantinya akan merefleksikan pada peningkatan pendapatan dan laba bersih perseroan,” kata Yusuf.
Yusuf optimistis, ke depan, TOD akan menjadi sebuah gaya hidup di Indonesia melihat konsep hunian serupa yang sudah dikembangkan di Hong Kong, Tokyo, Singapura, Beijing, Shanghai, Filipina, dan Kopenhagen, dan cukup berhasil.
TOD merupakan bentuk strategi perencanaan dan desain untuk mencapai pembangunan perkotaan yang padu, sekaligus wadah integrasi aktivitas yang terdapat di berbagai sektor properti yang dapat saling bersinergi.
Contohnya, adanya perumahan, kantor, dan hotel yang terletak di dalam satu area, bersamaan dengan keberadaan restoran, pusat perbelanjaan, pusat entertainment yang dapat diakses oleh penghuni perumahan, pekerja, dan orang yang beraktivitas di kawasan tersebut.
Advertisement