Liputan6.com, Banjarnegara - Minimnya pengetahuan membuat masih banyak orang yang salah kaprah menangani gigitan ular berbisa. Padahal, tindakan tanpa ilmu itu keliru dan justru membahayakan korban maupun penolong.
Dokter spesialis bedah RSI Banjarnegara, Mohammad Fikri Hafidhi mengungkapkan, salah satu yang paling fatal adalah penanganan gigitan ular berbisa dengan cara disedot di bagian luka dengan mulut sangat berbahaya.
Pasalnya, bisa yang tersedot ke mulut akan meracuni penolong. Tak hanya itu, penyedotan dengan mulut juga berbahaya untuk korban gigitan ular berbisa.
Baca Juga
Advertisement
“Sering kita temui di masyarakat awam jika terjadi gigitan ular berbisa justru bisanya disedot pakai mulut. Ini berbahaya bagi keduanya. Bisa yang tersedit ke mulut akan meracuni tubuhnya, ini sangat berbahaya,” katanya, dalam keterangannya, Jumat (12/11/2021).
Fikrei menjelaskan, kesalahan berikutnya adalah di ikat kencang dua bagian di atas dan bawah beks gigitan ular. Pasalnya, dua ikatan kencang tersebut berdampak buruk terlokalisir dan bahkan tak jarang menyebabkan kebusukan di lokasi tersebut.
“Ini berbahaya lagi, karena diantara dua ikatan kencang tersebut bisa berefek buruk terlokalisir bahkan jika tak beruntung bisa menjdikan busuk pada lokasi tersebut dan berujung di potong atau amputasi,” kata Fikri.
Ketiga, yang biasa dilakukan dan salah menurut medis adalah dioles dengan oli bekas. Karena dengan dioles dengan cairan tersebut justru sangat tidak dianjurkan.
“Sering saya temui kejadian, ada orang kena gigitan ular berbisa dikasih oli bekas. Ini salah dan efeknya juga berbahaya. Masih pula terjadi dilakukan sayatan lokal, dan cara penusukan pada lokasi gigitan ular tersebut, ” kata dr Fikri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penanganan Tepat Gigitan Ular Berbisa
Tata laksana yang benar saat terjadi gigitan ular berbisa adalah pada bagian yang tergigit diberi bantalan kain atau kasa yang bersih dan empuk, diikat tak perlu kencang. Setelah itu diimobilisasi, agar tidak terlalu banyak gerak atau di spalk.
“Orang digigit ular pasti panik, yang pertama adalah dibuat tenang dulu, setelah itu diberi bantalan, dan diberi katu atau botol yang diikat pelan,” katanya.
“Misal ada gigitan di lengan makn diberi kayu atau ranting ujung atas bawah diikat agar tidak terjadi pergerakan. Jika itu semua sudah maka dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut untuk diberi tindakan, bisa juga diberi serum anti-bisa ular,” bebernya.
Terkait anti-bisa ular, dr Fikri menyebutkana di Indonesia umumnya hanya ada satu jenis, berasal dari plasma kuda yang berisi tiga anti bisa ular yaitu ular sendok jawa (Naja sputatik), ular weling (Bungarus faciatus) dan ular tanah (Callosellasma rhodostoma).
Advertisement