Liputan6.com, Kota Batu - Perum Jasa Tirta I berupaya mencari penyebab banjir bandang Kota Batu dengan melakukan pemotretan kondisi hulu Sungai Brantas hingga lereng Gunung Arjuna.
"Banjir di Kota Batu terjadi bukan di sungai utama Kali Brantas, melainkan di alur kecil yang terbentuk secara alami dan merupakan aliran dari lereng Gunung Arjuna," kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant, dikutip dari Antara, Sabtu (13/11/2021).
Advertisement
Alur ini, kata Raymond, pada musim kemarau cenderung kering dan hanya teraliri air pada saat musim hujan. Sehingga secara alami kedalaman dan lebar alur pun cenderung dangkal dan sempit.
Dalam kondisi normal, debit yang mengalir di alur semacam ini cenderung kecil mengikuti intensitas hujan di hulunya.
"Curah hujan kumulatif pada 4 November lalu hanya sebesar 80 milimeter selama dua jam. Ini artinya bukan hanya hujan yang menjadi penyebab utama banjir, melainkan debris atau material banjiran yang terbawa oleh aliran air sungai," kata Raymond.
Penelusuran dilakukan secara langsung dengan menggunakan drone selama empat hari, dari 5 hingga 9 November 2021. Dari hasil penelusuran tersebut diketahui bahwa sebagian besar lahan di hulu Brantas cukup kritis.
Area dengan tegakan pohon hanya tersisa di lereng-lereng terjal di punggung bukit, selebihnya banyak digunakan sebagai lahan pertanian dan pemukiman.
"Tutupan lahan yang kritis ini menjadi pemicu tingginya laju erosi di hulu. Dari hasil foto udara yang kami peroleh, banyak terlihat longsoran baru pada lereng-lereng Arjuna. Longsoran ini akan masuk ke alur-alur alami dan membentuk tumpukan yang membendung alur tersebut," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proses Pembersihan
Selain menggunakan drone, PJT I juga melakukan penelusuran secara manual. Petugas naik hingga masuk ke lereng Pusung Lading, Gelagah Wangi, dan Alas Bengking.
"Di situ ditemukan bekas-bekas bendung alami yang telah jebol terbawa aliran air pada saat hujan turun," ucapnya.
Menurutnya kondisi ini yang mengakibatkan tingginya debris flow pada kejadian banjir bandang 4 November lalu.
Laporan hasil penelusuran ini nantinya akan disampaikan kepada pemangku kebijakan, baik Pemerintah Kota Batu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dengan potret kondisi riil hulu Brantas ini, diharapkan dapat memudahkan pemangku kebijakan dalam menentukan upaya penanganan dan sekaligus pencegahan bencana serupa di masa mendatang.
Selain upaya penelusuran alur, Perum Jasa Tirta I juga bersinergi dengan BPBD Kota Batu, Pemkot Batu, Pemerintah Provinsi Jatim, BBWS Brantas, TNI, dan masyarakat melakukan proses pembersihan pascakejadian banjir.
Advertisement