Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua mewajibkan para atlet menjalani tes doping. Sebanyak 153 sampel dari target 200 pun telah dikumpulkan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Rencananya, sampel itu akan dikirim ke ke badan doping dunia (WADA) melalui laboratorium yang ada di Qatar. Demikian dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali.
Advertisement
"Saat ini melalui ajang Peparnas XVI Papua sudah didapat 153 sampel urin, mudah-mudahan bisa terpenuhi hingga 200 sampai dengan besok, karena masih ada pererbutan medali dan kemungkinan ada pemecahan rekor lagi, sehingga setelah terpenuhi langsung dikirimkan ke laboratorium yang ada di Qatar," kata Menpora seperti dilansir situs resmi Kemenpora.
Sampel nantinya akan dikirim ke Qatar pada Senin (15/11/2021) setelah penutupan Peparnas. Hal tersebut dilakukan agar Indonesia segera terbebas dari sanksi WADA.
Tiga masalah yang harus diselesaikan Indonesia agar sanksi itu dicabut antara lain komunikasi, administrasi dan permasalahan teknis masuk di dalamnya adalah sampel urin atlet peraih medali.
Tiga permasalahan itu terungkap setelah Menpora melakukan rapat kerja (raker) dengan Komixi X DPR RI.
"Hampir setiap hari LADI melalui bu Sekjen LADI berkomunikasi dan berkoordinasi dan dengan laboratorium di Qatar kita sudah bekerja sama," ucap Menpora.
Tes Lain Menyusul
Lebih lanjut, Menpora mengatakan test doping plan (TDP) di ajang lain seperti PON XX Papua dan non kompetisi juga akan dikirim ke Qatar.
"Kemudian terkait yang 122 dari non kompetisi, teman-teman dari LADI akan mengejar sampel itu paling lambat akhir November, ini bagi atlet yang tidak sedang bertanding, sehingga LADI secara teknis bisa menyelesaikan tugasnya dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan," katanya.
Advertisement