Liputan6.com, Palembang - Demam tinggi hingga tiga hari seusai disuntikkan vaksin Moderna, membuat sebagian warga Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya menolak divaksin.
Mereka tak ingin menggunakan vaksin Moderna, dengan dampak di kesehatan yang membuat mereka cemas. Akhirnya, program Keroyok Vaksinasi yang digalakkan pemerintah pusat, kurang terealisasi di Kabupaten Empat Lawang Sumsel.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad. Dia mengakui, memang vaksin Moderna ditolak oleh rumah sakit dan warga, karena dampaknya terhadap kesehatan.
Baca Juga
Advertisement
“Moderna itu bergejala. Semua yang disuntik (vaksin Moderna) bergejala hingga 3 hari setelah disuntik,” ucapnya, Sabtu (13/11/2021).
Joncik pun mengalami dampak serupa, setelah dirinya disuntik vaksin Moderna. Kondisi yang sama juga, dialami warganya juga.
Akhirnya, sebanyak 6.000 vial vaksin Moderna yang dikirim ke Kabupaten Empat Lawang Sumsel beberapa waktu lalu, langsung dikembalikan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel.
“Rumah sakit menolak, warga juga tidak mau. Jadi saya pulangkan dan suratkan ke pemprov. Maunya di Empat Lawang pakai vaksin Sinovac,” ujarnya.
Diakuinya, pengembalian vaksin Moderna tersebut berdampak besar pada minimnya capaian program Keroyok Vaksinasi dari Pemprov-Polda Sumsel.
Oleh karena itu, Kabupaten Empat Lawang didapuk menjadi daerah dengan capaian program Keroyok Vaksinasi paling rendah di Sumsel.
Tak hanya itu saja kendala di Kabupaten Empat Lawang. Joncik mengatakan, beberapa lokasi yang sulit dijangkau, mempersulit distribusi vaksin.
Lalu, para warganya banyak yang tidak percaya adanya COVID-19. Terlebih, Kabupaten Empat Lawang menduduki daerah terendah penularan COVID-19 kedua di Sumsel.
“Warga Empat lawang memang merasa tidak ada corona itu. Jadi, saya akan turun ke lapangan (sosialisasi vaksin). Target 70 persen (capaian vaksinasi) tercapai hingga akhir Desember 2021 nanti,” ujarnya.
Namun, Kepala Bidang (Kabid) Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri membenarkan, jika dampak dari vaksin Moderna seperti yang disampaikan Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kendala Capaian Vaksinasi
“Vaksin yang relatif bagus, memang rata-rata berefek. Jika hanya sekedar demam, bisa meminum paracethamol. Atau juga bisa mengalami pegal-pegal,” katanya.
Saat mendengar jika Pemkab Empat Lawang Sumsel menolak vaksin Moderna, dia membantah hal tersebut. Menurutnya, Pemkab Empat Lawang bukan menolak, namun tidak terserap seluruhnya.
“Untuk mengantisipasi kekurangan vaksin, kita manfaatkan ke daerah lain, itu namanya realokasi. Sehingga penyerapannya cepat,” ujarnya.
Dia juga tidak membantah, jika Kabupaten Empat Lawang memang mempunyai daerah-daerah yang sulit dijangkau. Sehingga distribusi vaksin di sana juga terkendala.
Selain Kabupaten Empat Lawang, lanjut Yusri, ada juga Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel, yang sulit terjangkau beberapa daerahnya.
Advertisement
Inovasi Vaksinasi Massal
“Masyarakatnya juga butuh sosialisasi yang kuat. Masyarakat sekarang mementingkan bekerja, sehingga untuk mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) untuk vaksin, jadi pertimbangan besar mereka. Karena itu, kita memakluminya,” katanya.
Untuk itu, dia mengharapkan pemerintah kota dan kabupaten melalui dinkes daerah masing-masing, bisa berinovasi. Seperti menggelar vaksinasi massal di hari libur, atau di hari pasar kalangan.
Sehingga, masyarakat bisa meluangkan waktu untuk mendatangi vaksinasi. Dan pencapaian vaksinasi di daerah masing-masing, terutama yang rendah capaian vaksinasi, bisa meningkat tajam.
Mimi, warga Sumsel malah lebih tertarik untuk divaksin Moderna. Sebagai pebisnis travel, dia lebih tertarik dengan vaksin Moderna, yang bisa menjadi salah satu syarat untuk ke luar negeri.
“Lebih tertarik ikut vaksinasi Moderna, malah saya mau ikut vaksin tahap ketiga itu vaksinasi Moderna. Karena kualitasnya setahu saya lebih bagus, dan bisa ke luar negeri juga,” ujarnya.
Baca Juga
Deretan Bisnis Sri Meilina, Ibu Mahasiswi yang Picu Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang
Kejanggalan Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang, Sopir Honorer BPJN hingga Dugaan Pelat Mobil Palsu
Hanya Diam Lihat Adik Ipar Meregang Nyawa, Tersangka Peracik Jamu Beracun di Palembang Kabur ke Lampung