Meski Berdarah-darah, Waralaba Mampu Perkuat Ekonomi di Tengah Pandemi

Banyak usaha franchise dan Business Opportunity (BO) berdarah-darah di mana omzet merosot tajam dan banyak gerai waralaba yang tutup sementara hingga tutup permanen.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2021, 00:05 WIB
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret tahun lalu hingga kini, tak terhitung sudah berapa banyak perusahaan yang harus tutup operasional karena dahsyatnya efek yang ditimbulkan oleh gelombang serangan virus Covid-19 tersebut. 

Terlebih sejak diberlakukannya physical dan social distancing, PSBB dan PPKM di beberapa wilayah di Indonesia, hal tersebut tentu membuat semua sektor industri termasuk waralaba terpuruk. 

Banyak usaha franchise dan Business Opportunity (BO) berdarah-darah di mana omzet merosot tajam dan banyak gerai waralaba yang tutup sementara bahkan tidak sedikit juga yang tutup permanen.

Tentu hal ini menjadi keprihatinan bersama, karena bagaimanapun juga keberadaan Franchise dan BO di Indonesia cukup penting dalam memperkuat ekonomi kerakyatan di Indonesia. 

Namun berkat kerja keras pemerintah dan semua elemen yang saling bahu-membahu mengatasi pandemi ini, titik cerah atas kembali pulihnya perekonomian indonesia mulai terlihat. AFI sendiri memahami bahwa pandemi ini merupakan tantangan maha berat yang dijalani untuk bagaimana membuat bisnis bisa tetap bertahan bahkan bertumbuh.

Maka ketika pandemi saat ini sudah mulai terkendali, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar menyebutkan pihaknya sangat bersyukur.

“Oleh sebab itu ketika Pandemi saat ini sudah mulai teratasi dengan baik oleh Pemerintah, pameran waralaba sudah bisa dilaksanakan,  saya selaku Ketua AFI  sangat berbahagia dan bersyukur sekali karena ada  optimisme bahwa industri waralaba dan BO di Indonesia akan bisa bangkit dan tumbuh kembali,” kata Anang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/11/2012).

Atas dasar itu, untuk bisa kembali membangkitkan semagat para pelaku bisnis waralaba lokal sekaligus memotivasi para pelaku lainnya untuk tetap pantang menyerah dalam situasi apapun, AFI bersama Majalah Franchise Indonesia  mencoba melakukan dua pemetaan.

Pertama, pemetaan mengenai Franchise-franchise di Indonesia yang tidak hanya bertahan tapi juga mampu membukukan kinerja keuangan positif selama masa pandemi, (kurun waktu awal 2020  hingga akhir 2021 ini).

Kedua, pemetaan mengenai merek-merek franchise dan BO yang  meskipun dimasa penuh ketidakpastian (Pandemi) tapi senantiasa pantang menyerah, terus bergerak, kreatif dan innovatif baik dari aspek produk, packaging, maupun dari startegi marketing dan branding yang dilakukan. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pemetaan Waralaba

ShopeePay membagikan tips yang berguna bagi para pengusaha franchise. | ilustrasi: pexels.com/@belart84

Pemetaan pertama, metode penelitian dilakukan dengan desk reserach yakni dengan menggali data-data sekunder terkait kepatuhan terhadap regulasi waralaba, jumlah gerai, reputasi brand serta kinerja bisnis selama masa pandemi (awal 2020 hingga akhir 2021 ini).  

“Dari hasi pemetaan ini kami mendapatkan 5 Brand Franchise yang layak mendapat penghargaan sebagai The Best 5 Franchise Brands in Indonesia  2021,” urai CEO Majalah Franchise Indonesia Rofian Akbar.

Pemetaan kedua, metode reserach yang digunakan adalah juga desk reserarch dengan menggali data-data sekunder dari sekitar 600 merek franchise dan BO (yang terdata di Majalah Franchise).

Data yang digali di pemetaan kedua ini mencakup aspek kompetensi owner, kreatifitas dan inovasi seperti: konsep bisnis,  produk, packaging, serta strategi marketing dan branding termasuk aktivitas social media campaign-nya.

“Dari penggalian data yang kami lakukan, kami menemukan ada 25 merek franchise dan BO yang layak mendapat predikat The Most Innovative Franchise Brands. Mereka ini berdasarkan penilaian kami dimasa pandemi senantiasa bergerak, produktif,  kreatif dan inovatif sehingga bisnisnya bisa tetap bertahan,” sebut Rofian Akbar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya