Liputan6.com, Jakarta Menjelang penerapan regulasi Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel di Indonesia pada 2022, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) terus melakukan beberapa persiapan.
Tidak hanya dari pengembangan serta riset terhadap mesin, tetapi untuk kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari para mekanik, semua sudah dibekali dengan kemampuan yang mumpuni.
Advertisement
Dalam penjelasannya, Product Development Division Head PT Astra Isuzu Motor Indonesia (IAMI), Tonton Eko, menjabarkan bahwa kesiapan menyambut regulasi tersebut sudah dilakukan sejak beberapa tahun silam.
"Alhamdulillah kita dari 2011 sudah pakai commonrail, di mana common rail itu teknologi inti supaya mesin diesel bisa ke Euro 4. Jadi bisa dibilang mekanik-mekanik kita sudah siap karena sudah 10 tahun ngurusin commonrail," ujar Tonton.
Meski sudah 11 tahun berkutat dengan teknologi commonrail diesel, namun untuk lebih memaksimalkan kinerja para mekanik, pihaknya terus melakukan pemutakhiran informasi terkair sistem regulasi Euro 4 pada mesin diesel.
"Jadi begitu masuk Euro 4 kita sudah siap semua, paling kita tambahin pelatihan-pelatihan tentang apa sih detail-detail yang berubah, apa sih concern-concern yang perlu mereka pahami," tambahnya.
Namun pada prinsipnya, sebagai pembuat mobil yang identik dengan mesin diesel, IAMI, sudah siap jika nanti pemerintah menerapkan Euro 4 sesuai roadmap pada April 2022 mendatang.
"Tapi prinsipnya kita sudah siap semua, kalau kita lihat di sini (GIIAS), ada model Isuzu Giga, D-Max, ada Mu-X, itu commonrail semua. Jadi mereka (mekanik) sudah paham betul untuk melakukan perawatan pada mobil dengan basis commonrail," jelas Tonton.
Ketersediaan Suku Cadang Juga Jadi Poin Pertimbangan
Setelah melakukan pembekalan terhadap para mekanik yang tersebar di seluruh Indonesia, Isuzu, juga terus memperhatikan perihal sparepart. Pasalnya, untuk teknologi Euro 4, ada beberapa komponen yang berubah.
"Terus enggak kalah penting sparepartnya. Karena ada suku cadang-suku cadang yang berubah, nah itu yang juga kita siapkan untuk komponen yang fast moving, ya kita lokalkan supaya harganya terjangkau," beber pria berkacamata ini.
Salah satu komponen yang paling nyata perubahannya adalah filter bahan bakar. Menurut penjelasannya, komponen tersebut harus lebih disesuaikan lantaran teknologi Euro 4 harus menghasilkan saringan bahan bakar yang lebih bersih dari versi mesin sebelumnya.
"Terus namanya filter bahan bakar berbeda. Jumlah filternya sama, cuma memang kerapatannya berbeda karena dia nyaringnya harus lebih bagus dari yang sekarang. Karena mesin harus menerima bahan bakar yang lebih bersih makanya filternya kita improve," tandasnya.
Advertisement