6 Hoaks yang Beredar dalam Sepekan, Simak Faktanya

Berikut kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Nov 2021, 14:59 WIB
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks masih menjadi permasalahan di tengah perkembangan era digital, sebab informasi palsu tersebut menimbulkan dampak negatif. Kita pun harus waspada agar tidak menjadi korbannya, dengan memastikan kebenaran kabar yang kita dapat.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang beredar dalam sepekan, hasilnya sebagian terbukti tidak benar alias hoaks.

Berikut kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan:

 

1. Mahkamah Agung Amerika Serikat Batalkan Vaksinasi Universal

Beberapa waktu lalu beredar informasi mengenai Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan vaksinasi universal.

Informasi ini disebarkan salah satu akun Facebook pada 19 Juli 2021. Unggahan tersebut berupa tangkapan layar dari aplikasi pesan dan memiliki narasi sebagai berikut.

"Breaking News: Mahkamah Agung AS telah membatalkan Vaksinasi universal

Di Amerika Serikat, Mahkamah Agung telah membatalkan vaksinasi universal. Bill Gates, Kepala Spesialis Penyakit Menular As Fauci, dan Big Pharma telah kalah dalam gugatan di Mahkaman Agung AS, gagal membuktikan bahwa semua vaksin mereka selama 32 tahun terakhir telah aman untuk kesehatan warga! Gugatan itu diajukan oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Senator Kennedy.

Robert F. Kennedy Jr.: “Vaksin COVID baru harus dihindari dengan segala cara."

Lalu, benarkah informasi Mahkamah Agung AS batalkan vaksinasi universal? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2. Swab Test Menghancurkan Amigdala untuk Membuat Patuh

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim swab test menghancurkan amigdala untuk membuat patuh. klaim tersebut diunggah salah satu pengguna Facebook, pada 29 Oktober 2021.

Unggahan tersebut berupa rangkaian gambar, pertama berupa karikatur menyerupai seorang sedang memasukan benda panjang ke hidung seorang lainnya, berikutnya gambar jaringan tubuh manusia bagian hidung yang sedang dimasukan benda panjang, dan ketiga gambar seorang yang sedang melakukan swab test.

Pada rangkaian foto tersebut terdapat tulisan sebagai berikut:

"In acient Egyot, they bruised teh amygdala ini order to make slaves more submissive and compliant". Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah "Di Mesir kuno, mereka meremukkan amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh.Di Mesir kuno, mereka meremukkan amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh."

Kemudian unggakan rangkaian foto tersebut diberi keterangan seperti berikut:

"Dicolok biar nurut.

Means that? Bahan bahan utk menghancurkan kelenjar Pineal itu Uda ada dr jmn Mesir kuno yg prakteek kek gini. Diturunkan turun temurun sampai skrg dipraktekkan lagi.

So, bhn bhn setipe dg lithium & Darpa Hidrogel itu Uda ada dulu.Kl tidak, mrk tidak akan nulis submissive(nurut).

Motto : hancurkan (kelenjar Pineal), gantikan dg Darpa Hidrogel.

Makin dicolok makin besar peluang antena Pineal rusak.

Dikebut nih yaa, Uda ga sabaran mau praktek jombi jombian.. via pipji😩😩👎"

Benarkah klaim swab test menghancurkan amigdala untuk membuat patuh? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

3. Penampakan Bayi Satu Mata dan Berekor Akibat Ibunya Divaksin Covid-19 saat Mengandung

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung. Informasi tersebut diunggah sebuah akun Facebook pada 16 Oktober 2021.

Klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung berupa siaran berita yang membahas seorang menunjukkan foto bayi memiliki buntut.

 Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Gambar mengerikan Bayi baru lahir dengan 1 mata dan ekor cacat oleh VaksinSaluran Tv Turki Beyas hadir di sidang media Yang menunjukan gambar bayi yang di lahirkan secara cacatSetelah ibu mereka di suntik dengan 'Vaksin'Covid dari Pfizer dan Moderna

.Erbakan...anak-anak dengan 1 mata dan berekor dilahirkan

Ketua Parti kebajikan Turki ,Fatih Erbakan

Berada di depan kamera di Ankara.Terdapat 3 doktor doktor Psikologi,Klinikal,Pakar Bedah Syaraf,dan Pakar Penyakit Paru Paru Profesor Dr.Serhat FindikYang berada disana turut menyokongkan

Ulama dan pakar dari beberapa Negara sudah menjelaskan kalau Vaksin bisa merubah Genetika Manusia dan berbahaya bagi Kesehatan,Kemandulan,Cacat dan bahkan KematianTolong bantu sebarkan untuk Dakwah kita pada yang lainnya,yang sudah terlanjur di vaksin segera bekam."

Benarkah klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

4. Video Bola Petir Melintas di Rel Kereta Api

Beredar di media sosial postingan video yang diklaim sebagai bola petir berwarna biru melintasi rel kereta api. Postingan ini juga disebarkan di salah satu akun Instagram pada 9 November 2021. 

Postingan tersebut menampilkan sebuah bola biru melintas rel kereta api dan menyambar tiang listrik. Beberapa netizen mengasumsikan hal itu merupakan sebuah fenomena alam bola petir. Video ini telah disaksikan lebih dari 557 ribu penonton.

Postingan ini juga disertai tambahan penjelasan berikut:

“Segera jauhi jika lihat cahaya begini

Cahaya ini dikenal sebagai bola petir, fenomena listrik yang berpotensi meledak. Istilah ini mengacu pada laporan benda bercahaya dan bulat yang bervariasi dari ukuran kacang sampai diameter beberapa meter

Meskipun biasanya terkait dengan badai petir, fenomena ini berlangsung jauh lebih lama daripada kilatan petir yang terjadi sepersekian detik. Banyak laporan awal mengklaim bahwa bola akhirnya meledak, kadang-kadang dengan konsekuensi fatal, meninggalkan bau belerang.”

Lalu benarkah postingan video yang mengklaim memperlihatkan fenomena alam bola petir? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

5. Informasi Pemerintah Suntik Paksa Vaksin Mematikan secara Massal pada 22 Februari 2022

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022.

Klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022, beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp, berikut isinya:

 "Bocoran

WASPADA NASIONAL...!!!

Nanti bulan Februari 2022

REZIM (Pemerintahan) akan adakan vaksin massal paksa secara menyeluruh

Dengan vaksin yang lebih ganas'dan mematikan

Rezim Jokowi bukan baik²Penjajah rakyatnya "dewek" sendiri

Sifat Penjajah pasti keji, jahat dan licik

Rezim telah bersiap melihat manusia mati bergelimpangan di mana²

Bagi merupakan suatu hiburan

Hiburan nya orang kafir itu apabila melihat muslim tersiksa/ terbunuh mengenaskan

Target 1 VAKSIN = 1 NYAWA."

Benarkah pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

6. Lowongan Kerja PT KAI pada November 2021

 Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait lowongan yang dibuka oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada November 2021 ini. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya berada di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 3 November 2021.

 Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:

"Hai hai 🤗 ada kabar baik nih untuk kakak - kakak alumni yang masih belum bekerja ada lowongan pekerjaan nih di PT Kereta Api Indonesia (Persero).PT Kereta Api Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan perkeretaapian dan bisnis usaha penunjang lainnya dengan mengutamakan Nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) memberikan kesempatan kepada putra dan putri terbaik Bangsa Indonesia untuk bergabung dan berkarir di PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam rangka pemenuhan kebutuhan pekerja di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero), dengan Posis sbb :

1.Masinis

2.Kondektur

3.Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA)

4.Petugas Langsir (PLR)/Petugas Rumah Sinyal (PRS)

5.Petugas Negative Check Listrik Aliran Atas (PNC LAA)

6.Petugas Negative Check Sintelis (PNC SINTELIS)

7.Operator KPJR

8.Teknisi Workshop Depo Mekanik JJ

9.Satker Teknisi Jalan Rel dan Jembatan

10.Administrasi

11.Staff Pelayanan

12.Pramugari/Pramugara Kereta

13.Teknisi Pemeliharaan Sarana

=> Kriteria Pelamar

1.Warga Negara Indonesia (WNI)

2.Jenis Kelamin Pria/Wanita

3.Sehat jasmani/rohani

4.Memiliki ijazah SLTA (SMK/MA/SMK/MAK) dengan Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) rata-rata minimal 7,0 (tujuh koma nol)Ijazah D3,S1 (ipk 2.5)

=> Kelengkapan Dokumen

1.Surat Lamaran & CV

2.Fotokopy KTP & pass foto 3x4 (warna)

3.Ijazah TerakhirSilahkan kirimkan lamaran ke E-Mail recruitmentptkai@dr.com (SUBJECT : NAMA LENGKAP/NO.HP AKTIF/E-MAIL)

Batas lamaran sampai 30 November 2021"

Lalu benarkah PT KAI sedang membuka lowongan pekerjaan pada November 2021 ini? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya