BNI Ikut Kendalikan Perubahan Iklim Lewat Hutan Organik di Megamendung

Dukungan BNI terhadap Hutan Organik Megamendung sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Nov 2021, 10:21 WIB
BNI menyalurkan bantuan untuk penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan Organik Megamendung untuk membangun ekowisata.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI ikut serta mendukung Program Hutan Organik Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Dalam program ini, BNI ikut serta menghutankan kembali lahan kering dan kritis seluas 22 hektare.

Selain itu, BNI juga menyalurkan bantuan berupa penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan Organik Megamendung, Bantuan ini untuk mendorong kelompok tani membangun ekowisata di daerah tersebut.

Hutan Organik memiliki salah satu dari daya tarik wisata berbasis alam, yaitu Attraction. Daya Tarik tersebut adalah alam itu sendiri, dimana Hutan Organik Megamendung memiliki beberapa area yang menyajikan pemandangan indah dan udara segar untuk dijadikan tujuan ekowisata.

Namun, masih ada dua faktor pendukung lainnya yang belum dimiliki oleh Hutan Organik Megamendung, agar dapat dijadikan ekowisata yang matang, yaitu faktor Amenitas dan Aksesibilitas.

Dengan demikian, BNI berupaya membantu mewujudkan kedua faktor tersebut.

Pengelola Hutan Organik Megamendung Yuhan Subrata menjelaskan, pengembangan ekowisata diharapkan akan menarik lebih banyak lagi kehadiran masyarakat yang ingin mengetahui pengelolaan sebuah lahan kritis hingga menjadi kawasan hijau. Kawasan ini mampu menahan air sehingga keberadaannya sangat penting.

“Jika 1 pohon saja bisa menahan sekitar 20 liter air, bayangkan berapa banyak air yang dapat kita tahan dari lahan hutan 22 hektare ini yang didalamnya terdapat hingga 1.500 pohon. Banyak sekali air yang dapat ditahan untuk tidak membanjiri Ibukota Jakarta,” kata Yuhan, dikutip pada Minggu (14/11/2021). 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Teknologi Ramah Lingkungan

BNI ikut terlibat dalam pengembangan Hutan Organik Mega Mendung, Bogor. Dok BNI

Yuhan memaparkan, untuk memperluas kawasan hijau, pihaknya mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang mampu mendistribusikan air ke lahan yang masih kritis tanpa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau listrik. Teknologi ini diterapkan pada hidran pendistribusi air di Hutan Organik Megamendung.

Dijelaskannya, sistem ini mengandalkan pompa mekanik sederhana yang dapat mengalirkan air ke dataran lebih tinggi. Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air petani yang terus melakukan penghijauan di kisaran hutan organik.

"Nama sistemnya adalah pompa hidran tanpa bahan bakar minyak. Jika kebutuhan air terpenuhi, maka akan banyak fasilitas yang dapat kami bangun lagi ke depannya," papar Yuhan.

Yuhan menyampaikan apreasiasi kepada BNI karena dukungannya yang tak pernah berhenti kepada Hutan Organik Megamendung.

Ia optimistis dengan adanya dana pemberdayaan eko wisata, dapat membawa pengunjung serta menciptakan daerah ekonomi baru yang mampu membantu kelestarian wisata sekaligus ekonomi masyarakat.

"Kami percaya kelestarian lingkungan dapat sejalan dengan kesejahteraan masyarakat. BNI pun tak pernah berhenti dalam mendukung kami untuk mewujudkan hal tersebut," tuturnya.

 


Perubahan Iklim

Karyawan BNI menanam pohon di Hutan Organik Mega Mendung, Bogor. Dok BNI

Corporate Secretary BNI Mucharom juga menyampaikan bahwa dukungan BNI terhadap Hutan Organik Megamendung sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim melalui Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 ke-26 atau COP26.

Tak hanya itu, langkah BNI ini juga searah dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendukung ekonomi hijau, yaitu dengan terus mendorong pelaku industri perbankan untuk melaksanakan kebijakan keuangan berkelanjutan.

"BNI tidak ketinggalan dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan dengan 3 Pilar SGDs yaitu pilar ekonomi, sosial dan lingkungan baik dari sisi bisnis maupun program pemberdayaannya," terang Mucharom.

Dalam kesempatan ini juga, Mucharom menuturkan bahwa perseroan mendorong masyarakat untuk lebih menjaga kelestarian lingkungan sambil tetap mengoptimalkan potensi ekonomi dengan membuat ekowisata.

"Kami harap dengan komitmen pemberdayaan hutan ini dapat lebih lestari, dan masyarakat dapat mengoptimalkan potensi ekonominya," tuturnya.

 


Bantuan Sebelumnya

Sebelumnya, BNI telah memberikan bantuan berupa pemberian 15.000 bibit pohon, pembangunan pusat pembibitan, penanaman pohon dengan Geo-tagging, hingga pemeliharaan tanaman yang kini sudah tumbuh besar di Hutan Organik Megamendung yang memiliki luas 22 hektar.

BNI juga menggerakan seluruh BNI Hi-Movers untuk menanam 7.500 pohon secara serentak, pada perayaan HUT ke – 75 pada Juli 2021 lalu.

BNI mengungkapkan, bantuannya menyentuh daya tarik Hutan Organik lainnya, yaitu keindahan alamnya untuk menjadi inti Ekowisata. Hal itu sejalan dengan animo masyarakat saat ini yang sangat tinggi dalam mengunjungi lokasi – lokasi wisata berbasis alam.

Mucharom mengatakan, "Pandemi ini mengubah preferensi wisata masyarakat menjadi lebih hijau. Ini akan menjadi potensi sangat baik bagi masyarakat sekitar hutan organik untuk mengembangkan wisata serta usaha-usaha kecil yang menarik lainnya".

Lebih lanjut, program pemberdayaan ini ke depannya akan berlanjut ke pengembangan bisnis mikro. BNI memiliki program baik terkait subsidi maupun non subsidi yang kompetitif untuk membantu pengembangan ekonomi masyarakat di Hutan Organik, kata Mucharom.

"Jika ada produk kerajinan yang menarik dari Hutan Organik Mega Mendjng ini, kami tentu sebagai bank global akan bantu mencarikan potensi ekspornya," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya