Hoaks Terkini Seputar Covid-19, dari Swab Test sampai Vaksin

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Nov 2021, 07:21 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 yang beragam bentuknya kerap sulit dikenali, selain itu jumlahnya pun terus bertambah. Sebab itu kita harus waspada agar tidak menjadi korban informasi palsu tersebut.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan, hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan:

 

1. Swab Test Menghancurkan Amigdala untuk Membuat Patuh

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim swab test menghancurkan amigdala untuk membuat patuh. klaim tersebut diunggah salah satu pengguna Facebook, pada 29 Oktober 2021.

Unggahan tersebut berupa rangkaian gambar, pertama berupa karikatur menyerupai seorang sedang memasukan benda panjang ke hidung seorang lainnya, berikutnya gambar jaringan tubuh manusia bagian hidung yang sedang dimasukan benda panjang, dan ketiga gambar seorang yang sedang melakukan swab test.

Pada rangkaian foto tersebut terdapat tulisan sebagai berikut:

"In acient Egyot, they bruised teh amygdala ini order to make slaves more submissive and compliant". Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah "Di Mesir kuno, mereka meremukkan amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh.Di Mesir kuno, mereka meremukkan amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh."

Kemudian unggakan rangkaian foto tersebut diberi keterangan seperti berikut:

"Dicolok biar nurut.

Means that? Bahan bahan utk menghancurkan kelenjar Pineal itu Uda ada dr jmn Mesir kuno yg prakteek kek gini. Diturunkan turun temurun sampai skrg dipraktekkan lagi.

So, bhn bhn setipe dg lithium & Darpa Hidrogel itu Uda ada dulu.Kl tidak, mrk tidak akan nulis submissive(nurut).

Motto : hancurkan (kelenjar Pineal), gantikan dg Darpa Hidrogel.

Makin dicolok makin besar peluang antena Pineal rusak.

Dikebut nih yaa, Uda ga sabaran mau praktek jombi jombian.. via pipji😩😩👎"

Benarkah klaim swab test menghancurkan amigdala untuk membuat patuh? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2. Penampakan Bayi Satu Mata dan Berekor Akibat Ibunya Divaksin Covid-19 saat Mengandung

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung. Informasi tersebut diunggah sebuah akun Facebook pada 16 Oktober 2021.

Klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung berupa siaran berita yang membahas seorang menunjukkan foto bayi memiliki buntut.

 Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Gambar mengerikan Bayi baru lahir dengan 1 mata dan ekor cacat oleh VaksinSaluran Tv Turki Beyas hadir di sidang media Yang menunjukan gambar bayi yang di lahirkan secara cacatSetelah ibu mereka di suntik dengan 'Vaksin'Covid dari Pfizer dan Moderna

.Erbakan...anak-anak dengan 1 mata dan berekor dilahirkan

Ketua Parti kebajikan Turki ,Fatih Erbakan

Berada di depan kamera di Ankara.Terdapat 3 doktor doktor Psikologi,Klinikal,Pakar Bedah Syaraf,dan Pakar Penyakit Paru Paru Profesor Dr.Serhat FindikYang berada disana turut menyokongkan

Ulama dan pakar dari beberapa Negara sudah menjelaskan kalau Vaksin bisa merubah Genetika Manusia dan berbahaya bagi Kesehatan,Kemandulan,Cacat dan bahkan KematianTolong bantu sebarkan untuk Dakwah kita pada yang lainnya,yang sudah terlanjur di vaksin segera bekam."

Benarkah klaim penampakan bayi satu mata dan berekor akibat ibunya divaksin Covid-19 saat mengandung? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

3. Informasi Pemerintah Suntik Paksa Vaksin Mematikan secara Massal pada 22 Februari 2022

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022.

Klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022, beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp, berikut isinya:

 "Bocoran

WASPADA NASIONAL...!!!

Nanti bulan Februari 2022

REZIM (Pemerintahan) akan adakan vaksin massal paksa secara menyeluruh

Dengan vaksin yang lebih ganas'dan mematikan

Rezim Jokowi bukan baik²Penjajah rakyatnya "dewek" sendiri

Sifat Penjajah pasti keji, jahat dan licik

Rezim telah bersiap melihat manusia mati bergelimpangan di mana²

Bagi merupakan suatu hiburan

Hiburan nya orang kafir itu apabila melihat muslim tersiksa/ terbunuh mengenaskan

Target 1 VAKSIN = 1 NYAWA."

Benarkah pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya