Liputan6.com, Jakarta - MotoGP menyuguhkan persaingan sengit yang menarik untuk disimak. Bukan rahasia lagi bahwa Valentino Rossi memiliki banyak rival selama 26 tahun berkarier di ajang Grand Prix. Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez adalah beberapa di antaranya.
Dilansir dari Crash, Valentino Rossi telah mengumumkan pengunduran dirinya dari MotoGP pada tahun ini. Pada kesempatan tersebut, The Doctor memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh penggemar yang telah mendukungnya selama dirinya berlaga di ajang balap MotoGP.
Advertisement
"Saya harap saya akan memiliki kesempatan untuk mengatakan 'ciao' kepada penggemar saya dengan cara yang baik dan mengucapkan terima kasih atas dukungannya," kata Rossi seperti dilansir Crash, Jumat (12/11/2021).
Selama berkiprah di ajang balap MotoGP, Valentino Rossi sukses meraih tujuh gelar juara dunia kelas utama plus segudang rekor yang rasanya akan sulit disamai oleh para pembalap lain. Tak hanya bergelimang gelar, pembalap yang identik dengan nomor 46 itu berhasil menjadi salah satu idola di jagad balap motor dunia.
Selain menjadi idola banyak orang, Rossi pun juga berhasil mengumpulkan ‘musuh’ yang akan dikenang publik dalam rivalitas terpanas dalam sejarah MotoGP.
Valentino Rossi yang bertahan di ajang tersebut lebih dari dua dekade, tentu punya kisah permusuhan lebih banyak dibandingkan para rivalnya. Apalagi, banyak yang mengatakan jika Rossi merupakan pembalap dengan karakter kuat dan kadang memiliki masalah dengan beberapa rekan setimnya.
Rossi dikenal banyak memiliki sejarah persaingan panas dalam karirnya di MotoGP. Diantara para rival Rossi, setidaknya ada lima nama yang pernah terlibat rivalitas panas dengan pembalap kelahiran Urbino, Italia tersebut. Berikut lima rivalitas tersengit Valentino Rossi yang terkenal dalam MotoGP:
Vs Max Biaggi
Valentino Rossi mengawali karirnya di Grand Prix di tahun 1996 saat ia masih di kelas 125cc, dengan hanya butuh waktu 4 tahun ia sudah naik ke kelas utama atau 500cc pada tahun 2000. Rival pertama Valentino Rossi ketika ia baru naik ke kelas utama adalah Max Biaggi.
Di tahun debutnya di kelas 500cc aroma persaingan sudah mulai tampak. Berbagai psy war yang mulai dilancarkan Biaggi dengan menyebut Rossi hanyalah bocah ingusan yang bermimpi jadi pembalap besar.
Tidak tinggal diam, The Doctor pun membalas dengan pernyataan jika Biaggi adalah pembalap tua yang selalu banyak alasan ketika kalah. Sejak itu, aroma persaingan pun mulai makin menyengat di antara mereka.
Advertisement
Dari Jari Tengah Hingga Adu Fisik
Di tahun 2001, rivalitas sengit Valentino Rossi dengan Max Biaggi mulai memuncak, setelah juara bertahan sebelumnya Kenny Roberts Junior performanya menurun. Biaggi yang juga dikenal dengan sebutan “The Roman Emperor” ingin menunjukan kepada Rossi muda yang sangat berbakat itu bahwa ia adalah rival utamanya.
Kemudian perseteruan pun terjadi di seri balap Suzuka, Saat balapan sedang berlangsung Max Biaggi menyikut Valentino Rossi yang hendak menyalipnya, tindakan kotor Biaggi ini memaksa Rossi melebar keluar lintasan dalam kecepatan sekitar 230km/jam.
Merasa dirugikan, Rossi kemudian menyalip Biaggi di lap berikutnya dan memberikan jari tengahnya kepada Biaggi. Kedua pembalap ini kemudian diberikan peringatan keras oleh pengawas balapan saat itu, karena perilaku yang tidak sportif saat balapan berlangsung.
Perseteruan berikutnya kembali muncul saat balapan digelar di Catalunya ketika keduanya berkelahi di tangga menuju podium. Setelah sesi seremoni di podium dan berlanjut ke sesi press conference, Biaggi ditanya tentang tanda di wajahnya, Biaggi menjawab bahwa dia “digigit nyamuk.”. Padahal disinyalir dia menerima bogem dari Rossi.
Sampai saat ini hubungan mereka tetap renggang meski keduanya tidak bersaing sacara langsung.
vs Sete Gibernau
Sudah tak diragukan lagi rivalitas kedua orang ini di dalam sirkuit. Bahkan, tercatat ada beberapa kali gesekan antara mereka yang membuat level rivalitasnya jadi lebih emosional.
Misalnya, pada balap di Jerez tahun 2005 lalu. Ketika itu, Gibernau jumawa dengan menyingkirkan pembalap lain. Berada di posisi pertama, pebalap Spanyol ini pun yakin akan jadi pemenang. Namun, harapan itu pupus ketika Rossi terlihat mulai menyalipnya dari belakang.
Saat itu, Gibernau nampak tidak memberikan ruang kepada Rossi, namun The Doctor memaksa untuk masuk lebih dalam. Akhirnya, terjadi benturan hingga membuat Sete terjerembab keluar lintasan. Sedangkan Rossi dengan entengnya melaju sampai finish.
Bahkan, Rossi pernah menyumpahi pembalap hebat itu tidak akan bisa menang sampai akhir karirnya. Hal ini pun secara kebetulan benar-benar terbukti. Hingga pensiun, Sete hampir tidak pernah mengantongi juara.
Advertisement
vs Casey Stoner
Rival ketiga Valentino Rossi adalah pembalap Australia yang dikenal memiliki bakat natural yang luar biasa yaitu Casey Stoner. Persaingan sengit kedua pembalap ini dimulai saat seri balap digelar di Amerika, tepatnya di sirkuit Laguna Seca tahun 2008.
Saat itu, Rossi menyalip dengan agresif di tikungan Corkscrew yang membuat Stoner hampir terjatuh dari motor Ducatinya. Setelah kejadian itu Stoner membuat komentar pedas atas aksi Rossi tersebut, ia menganggap manuver Rossi sangat berbahaya dan kotor.
Casey Stoner kemudian pindah ke tim Honda di tahun 2011, di tahun inilah kembali terjadi perseteruan dengan Rossi. Perseteruan dimulai saat balapan basah di sirkuit Jerez.
Rossi yang kala itu mengendarai motor Ducati mencoba menyalip Stoner dari dalam tikungan. Namun, manuver Rossi itu membuatnya terjatuh dan menghantam Stoner. Kemarahan Stoner bertambah ketika para marshal lebih memilih untuk membantu Rossi untuk lanjut balapan ketimbang Stoner.
Setelah balapan usai, Rossi berniat untuk meminta maaf kepada Stoner dengan datang ke garasinya. Saat itu, Stoner melontarkan kalimat pedas kepada Rossi atas manuvernya yang membuat ia terjatuh. “ambisimu lebih besar ketimbang bakatmu”, kalimat ini menjadi viral di media sosial yang membuat fans kedua pembalap ini saling benci.
vs Jorge Lorenzo
Sama seperti saat Biaggi dulu pernah menganggap Rossi bocah ingusan, The Doctor pun juga melakukan hal yang sama kepada Lorenzo yang kala itu baru saja naik kelas. Namun, buah dari meremehkan memang tidak enak. Rossi pun akhirnya dibuat takluk oleh si pebalap muda tersebut.
Musim 2010 adalah tahun persaingan terbaik antara dua pembalap Yamaha ini, terutama di seri Motegi. Rossi yang baru saja sembuh dari cidera langsung on fire menghadapi si junior.
Puncak dari persaingan ini adalah ketika keduanya berbenturan lumayan keras menjelang balapan. Untungnya, keduanya masih terus bertahan walaupun akhirnya Lorenzo harus finish di urutan ketiga.
Rossi sendiri berhasil memenangkan persaingan tersebut dan keluar menjadi juara. Namun, meskipun menang di seri Motegi, Rossi tetap kalah jumlah poin dengan si junior. Alhasil, di akhir kompetisi Lorenzo pun merengkuh juara musim 2010.
Advertisement
vs Marc Marquez
Perseteruan kedua pembalap ini dimulai di musim 2015. Saat itu, Rossi mulai bangkit dan kembali menunjukkan jati dirinya. Tercatat, The Doctor sudah beberapa kali mempecundangi Marquez.
Pertama, ketika seri balap Argentina. Ketika itu Marc sudah sendirian memimpin di depan dan Rossi perlahan makin mengejarnya. Puncaknya, ketika Marc berhasil di-salip Rossi menjelang akhir balapan.
Tidak terima, Marc pun ngotot meraih tempatnya lagi dengan memaksa masuk di sisi kanan The Doctor. Sayangnya, aksi ini membuat bagian depan motornya menyenggol buritan motor Rossi dan akhirnya ia terjatuh. Rossi pun jadi juara di Argentina.
Yang paling dikenang tentunya adalah kejadian Sepang Clash yang lagi-lagi membuat Marc kehilangan poin, Rossi menjadi terbaik ketiga pada saat itu.
Sayangnya, dengan terjatuhnya Marc yang disebabkan senggolan kaki yang dilakukan Rossi ketika keduanya berhimpitan, membuat The Doctor dikenai sanksi penalty 3 poin serta memulai seri berikutnya di tempat paling belakang.
Akhirnya, pada seri terakhir di Valencia ia hanya bisa meraih posisi keempat. Akan berbeda halnya jika Rossi tidak melakukan hal sembrono tersebut kepada Marquez. Bahkan, ia bisa saja berpeluang besar merengkuh gelar juara dunia ke 10 nya.
Menjadi Ikon MotoGP
Kehadiran Rossi di MotoGP selalu memberikan tontonan yang menarik dari dulu hingga sekarang. Tanpa adanya Rossi di MotoGP, ajang tersebut bagai angin lalu saja, alias tidak akan begitu mendapatkan perhatian banyak orang. Berkat si pria Italia, MotoGP jadi sesuatu yang sangat dinantikan.
Silahkan sebanyak apa pun rider baru yang bermunculan, namun nama Rossi akan selalu identik dengan ajang balapan ini.
Rossi sebetulnya sempat bimbang di pertengahan musim. Ia ingin lebih dahulu melihat performanya di MotoGP musim ini. Sayangnya, Rossi gagal bicara banyak di musim 2021.
Pembalap berjuluk The Doctor itu tak pernah mencicipi podium sejak seri pertama. Pencapaian tertinggi Rossi di MotoGP musim 2021 adalah finis di urutan ke-8 seri Austria.
Karena inilah, Rossi akhirnya memutuskan untuk pensiun. Rossi mengakhiri kariernya dengan catatan 7 kali juara dunia MotoGP 1, kali juara dunia 250 cc, dan 1 kali juara dunia 125 cc.
Balapan terakhir sang legenda MotoGP, Valentino Rossi sekaligus penutup kariernya di MotoGP akan dilakukan di Sirkuit Ricardo Tormo di Valencia, Spanyol, pada Minggu, 14 November 2021.
Penulis: Rafi Abdul Rochim
Advertisement