Liputan6.com, Jakarta - Keputusan YouTube untuk menyembunyikan jumlah dislike turut mendapatkan kritik dari salah satu pendiri platform tersebut yaitu Jawed Karim.
Uniknya, Jawed Karim mengungkapkan komentarnya soal kebijakan itu melalui keterangan di video pertama yang diunggah di YouTube, yang berjudul "Me at the Zoo."
Baca Juga
Advertisement
Video pertama di YouTube memang diunggah oleh Jawed Karim pada 23 April 2005, melalui kanalnya Jawed. Durasinya hanya 18 detik dan berisi Karim yang mendeskripsikan gajah.
"Ketika setiap YouTuber setuju bahwa menghapus tidak suka adalah ide yang bodoh, mungkin memang demikian. Coba lagi, YouTube," tulis Karim, dikutip Senin (15/11/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Pertama Kalinya Kritik YouTube
Mengutip 9to5Google, perubahan ini pertama kali diketahui pada Sabtu pagi, yang didahului oleh komentar Karim melalui Reddit, pada video "Update to YouTube’s Dislike Count" yang mengumumkan perubahan itu.
Ini bukan pertama kalinya salah satu pendiri YouTube tersebut mengkritik perubahan platform berbagi video itu melalui salurannya.
Tahun 2013, Karim melalui kanal yang sama, mengkritik rencana Youtube untuk mewajibkan pengguna memiliki akun Google+ agar bisa mengomentari video.
Ketika "Me at the Zoo" pertama kali diunggah, keterangannya berbunyi: "Video pertama di YouTube, diunggah pada 8:27 PM pada Sabtu 23 April 2005. Video ini diambil oleh Yakov Lapitsky di Kebun Binatang San Diego."
Karim sendiri tidak secara resmi menjadi karyawan ketika situs YouTube diluncurkan di awal 2005. Saat itu, ia hanya menjadi seorang penasehat informal karena "fokus untuk sekolah."
Meski begitu konon katanya, setelah YouTube diakuisisi Google, Karim disebut masih memiliki saham senilai US$ 64 juta.
Advertisement
Kebijakan Baru YouTube Hilangkan Angka Dislike
Sebelumnya, YouTube mengumumkan mulai menyembunyikan jumlah "dislike" atau "tidak suka" di video-video yang ada di platformnya. Meski begitu, tombol jempol ke bawah akan tetap dipertahankan.
Mereka mengklaim, kebijakan itu dibuat untuk melindungi kreator dari serangan dislike yang terorganisir, khususnya yang ditujukan kepada kreator-kreator kecil.
Dalam blog-nya, YouTube mengatakan mereka memperkenalkan beberapa fitur dan kebijakan "untuk memastikan bahwa YouTube mempromosikan interaksi yang saling menghormati antara penonton dan kreator."
Belum diketahui kapan kebijakan itu akan diterapkan sepenuhnya mengingat mereka masih menggulirkannya secara bertahap. Namun di Indonesia, angka dislike di video masih bisa dilihat.
(Dio/Isk)
Infografis Geger Akun Penyebar Hoaks di YouTube
Advertisement