Kenali Sikap-Sikap Tangan dalam Olahraga Lompat Jauh

Sikap tangan kala melakukan olahraga lompat jauh dapat mempengaruhi jarak lompatan yang dihasilkan.

oleh Dzaky Nurcahyo diperbarui 16 Nov 2021, 14:30 WIB
Pelompat jauh putri Indonesia, Maria Londa, saat beraksi pada Asian Games di SUGBK, Jakarta, Senin (27/8/2018). Hanya finis di peringkat kelima, Maria Londa gagal mempersembahkan medali. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Liputan6.com, Jakarta - Lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Diketahui olahraga ini pertama kali dipopulerkan oleh bangsa Yunani melalui ajang Olimpiade kuno pada 708 M.

Pengertian lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke depan dengan kaki yang diangkat ke atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang). Lompat jauh menuntut atletnya untuk melakukan tolakan pada satu kaki, sehingga olahraga ini bisa dibilang mengkombinasikan kekuatan, kelincahan, kecepatan, serta daya ledak tubuh.

Walau hanya sekadar melompat, perlu teknik yang mumpuni untuk bisa meraih hasil terbaik pada cabang olahraga ini. Terlebih, tujuan utama lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke area pendaratan yang sudah disiapkan.

Alhasil, sikap tangan kala melakukan olahraga lompat jauh cukup berpengaruh terhadap hasil akhir pertandingan. Biasanya, sikap tangan ditentukan sesuai dengan jenis gaya yang digunakan.

Lalu, seperti apa sikap tangan ketika melakukan lompat jauh? Simak penjelasannya di halaman berikutnya:


Jenis-Jenis Gaya Lompat Jauh

Atlet asal Kuba, Maykel Masso berlaga di final lompat jauh putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, Senin (2/8/2021). (Foto: AFP/Javier Soriano)

Dikutip dari buku Ensiklopedi Olah Raga Atletik, Lompat Jauh hingga Tolak Peluru (2021) karya Atma Endris, jenis-jenis gaya melompat dalam olahraga lompat jauh dibagi menjadi tiga jenis, yakni gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya berjalan di udara (walking in the air).

Gaya Jongkok (Tuck)

Gaya jongkok merupakan jenis gaya yang paling umum digunakan oleh para atlet. Dalam penggunaan gaya ini, kalian wajib untuk menekuk kaki kala melayang di udara (membentuk sikap jongkok) pasca tolakan satu kaki di awal melompat.

Kemudian, sikap tangan kala melayang di udara harus sejajar. Kedua tangan harus lurus ke depan sejajar dengan bahu dan siku yang sedikit dibengkokkan.

Sesaat setelah mencapai titik akhir lompatan, sikap tangan diarahkan ke depan untuk menjaga keseimbangan saat mendarat.

Gaya Menggantung (Hang Style)

Gaya menggantung menjadi salah satu alternatif dari gaya jongkok. Gaya ini mencoba merepresentasikan tubuh yang melayang dengan indah di udara.

Dalam penggunaannya, sesaat setelah melakukan tolakan menggunakan satu kaki, kalian harus menekuk kaki secara cepat ke arah belakang, lalu meluruskannya ke depan bila ingin mendarat.

Sementara, sikap tangan pada gaya menggantung tidak jauh berbeda dari gaya jongkok. Kedua lengan harus berada sejajar menghadap ke atas saat melakukan tolakan pertama dan berangsur-angsur menurun bila ingin mendarat di bak lompat.

Gaya Berjalan di Udara (Walk in the Air)

Selain gaya jongkok yang kerap digunakan, gaya berjalan di udara menjadi salah satu gaya terpopuler saat ini. Sebab, gaya ini dinilai dapat membuat lompatan menjadi lebih jauh dan memungkinkan para atlet memecahkan rekor.

Dalam penggunaannya, kalian harus memiliki awalan yang cukup dengan berlari sesuai timing yang ditentukan dan langsung melakukan tolakan dengan satu kaki.

Ketika berada di udara, kalian harus membayangkan atau memperagakan diri tengah berjalan di udara. Semakin lama bisa berjalan di udara, maka hasil lompatan akan semakin baik.

Kemudian, sikap tangan ketika berada di udara diarahkan ke atas guna memaksimalkan peran kedua kaki. Lalu, ketika sudah mencapai titik akhir, sikap tangan di arahkan ke depan atau sedikit ke bawah dan wajib mengikuti arah tumpuan kaki.


Teknik Dasar Lompat Jauh

Atlet para atletik asal Jepang, Daisuke Fujishima saat mendarat pada lomba lompat jauh T44, T62/T64 putra Asian Para Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (12/10). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Teknik Awalan

Awalan pada cabang olahraga lompat jauh sangatlah penting. Teknik awalan dapat menentukan sejauh apa lompatan yang akan terjadi.

Dalam teknik awalan, kalian harus memulainya secara perlahan, kemudian meningkatkan kecepatan berlari hingga titik akhir sesaat sebelum melakukan lompatan. Biasanya, dalam melakukan teknik ini, maksimal jarak yang boleh ditempuh adalah 45 meter.

Beberapa tips saat melakukan teknik awalan adalah sebagai berikut:

  • Lari dengan sikap yang biasa digunakan. Bisa dengan kaki sejajar, kaki kanan yang di depan atau sebaliknya. Lalu, sesuaikan ancang-ancang dengan kemampuan tubuh
  • Posisi badan, khususnya pinggang lebih baik diturunkan sedikit. Hal ini berguna untuk menambah daya laju
  • Lalu, seperti yang diungkapkan di atas, setelah memiliki ancang-ancang yang baik, mulailah secara perlahan dan berangsur-angsur menambah kecepatan berlari sebelum menginjak tumpuan yang tersedia di lapangan

Teknik Tolakan

Teknik tolakan merupakan sikap menumpu sebelum dilakukannya lompatan. Kalian harus menggunakan kaki terkuat untuk menjadi tumpuan agar lompatan yang dilakukan bisa menghasilkan jarak yang jauh.

Pada teknik ini, sikap tangan untuk merespon lompatan juga cukup berpengaruh. Sehingga, sikap tangan kala melakukan tolakan adalah dihempaskan ke atas untuk memudahkan kalian ketika terbang di atas lapangan.

Teknik Melayang

Seperti dijelaskan sebelumnya, ada tiga teknik yang digunakan saat melayang. Mulai dari gaya jongkok, gaya menggantung, hingga gaya berjalan di atas air.

Gunakanlah gaya yang sesuai dengan kenyamanan kalian. Sebab, dalam teknik melayang yang diperlukan adalah keseimbangan badan. Alhasil, bila teknik tersebut tidak cocok, maka jarak yang lompatan tidak akan jauh.

Teknik Pendaratan

Teknik pendaratan adalah sikap jatuh yang dilakukan pasca melakukan tolakan. Biasanya pendaratan dilakukan dengan lutut yang sedikit dibengkokkan sembari menjaga keseimbangan tubuh.

Lalu, ketika mendarat, biasakan tumit kaki mendarat terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko cedera kaki bila melakukan pendaratan menggunakan jari-jari kaki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya