Warga Kediri Diminta Waspada Penyakit DBD di Musim Penghujan

Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif menerapkan perilaku hidup sehat serta menjalankan 3M (menguras, menutup, dan mengubur).

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Liputan6.com, Kediri Curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir di Kabupaten Kediri, Jawa Timur berpotensi menjadi ancaman tersendiri bagi warga khususnya terkait penyakit demam berdarah. Untuk pemerintah setempat meminta waspada terhadap penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono mengemukakan saat penghujan rawan adanya genangan yang menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang. Untuk itu, masyarakat harus selalu waspada dengan ancaman penyakit demam berdarah tersebut.

"Jangan sampai demam berdarah ini menjadi ancaman baru di tengah masa pandemi COVID-19 ini," katanya di Kediri, Senin (15/11/2021), dilansir dari Antara.

Pihaknya berupaya melakukan banyak hal sebagai upaya preventif mengantisipasi penyebaran demam berdarah tersebut. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat.

"Pastikan lingkungan bersih dan tidak banyak genangan di tempat-tempat sampah, dan tempat lain yang berpotensi timbulnya genangan," kata dia.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr Ahmad Khotib mengatakan kasus demam berdarah di Kabupaten Kediri hingga kini mencapai 182 kasus. Dari jumlah itu, dua di antaranya telah meninggal dunia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 


3 M Demam Berdarah

Petugas melakukan pengasapan atau fogging di kawasan perumahan Jalan Delima Raya, Jakarta Barat, Senin (25/10/2021). Pemyemprotan guna membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD) saat musim hujan di kawasan pemukiman warga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia mengakui saat ini memang belum ada peningkatan signifikan kasus penyakit demam berdarah tersebut. Namun, ia meminta warga mewaspadai potensi ancamannya itu.

"Memang sekarang belum meningkat, namun potensinya sangat tinggi. Karena tahun lalu puncak demam berdarah terjadi pada musim penghujan," ujar dia.

Pihaknya juga sudah menginstruksikan kader juru pemantau jentik (jumantik) yang ada di desa-desa untuk aktif terutama di musim hujan ini, guna mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti tersebut. Nyamuk itu menyebabkan penyakit demam berdarah.

"Kader jumantik kami minta selalu survei ke rumah-rumah agar tidak ada jentik-jentik yang tumbuh," kata dia.

Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat untuk aktif menerapkan perilaku hidup sehat serta menjalankan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Hal itu sebagai upaya mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya