Liputan6.com, Jakarta - Saham Jepang tertinggal dari rekan-rekan bursa saham lainnya sepanjang 2021, tetapi senior investment strategist Credit Suisse Suresh Tantia melihat tren ini akan segera berbalik.
“Di ruang pasar negara maju, pasar favorit kami adalah Jepang. Tahun ini, Jepang secara besar-besaran mengungguli pasar ekuitas Amerika Serikat (AS) meskipun momentum pendapatan AS sangat kuat,” ujar Tantia, dilansir dari laman CNBC, ditulis Selasa, (16/11/2021).
Pada penutupan perdagangan Jumat, 12 November 2021, indeks Nikkei 225 Jepang meroket 7,89 persen sepanjang 2021. Sementara itu, indeks S&P 500 di AS melonjak setidaknya 24 persen dalam periode waktu yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Ahli strategi mengungkapkan serangkaian "blok bangunan” yang saat ini ada di Jepang bertujuan guna melebihi ekspetasi secara global pada kuartal selanjutnya.
Pemberian Stimulus dari PM Jepang
Tantia menuturkan, alasan mengapa Jepang menjadi pasar favoritnya yang mana diperkuat beberapa fakta.
Pertama, dia menunjuk kemenangan gemilang Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam pemilihan parlemen baru-baru ini sebagai indikasi sentimen positif untuk bursa saham. Hal ini karena ada ekspetasi pemimpin negara matahari terbit akan memberikan lebih banyak stimulus.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Valuasi dan Pelemahan Yen
Asumsi kedua adalah valuasi. Jika melihat valuasi pada pasar ekuitas Jepang, saham diperdagangkan dengan harga yang sangat menarik dibandingkan dengan pasar negara maju lainnya.
Faktor terakhir, Tantia menunjuk pada prospek yen Jepang melemah lebih dari 10 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.
"Pelemahan yen Jepang cenderung positif untuk pasar ekuitas dan kami memperkirakan Yen Jepang melemah terhadap dolar AS,” ungkap Tantia.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement