Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga telur ayam di pasar tradisional wilayah DKI Jakarta dinilai telah di luar batas kewajaran. Saat ini, harga telur berkisar Rp25.000-Rp26.000 per kilogram (kg) dari harga normal di kisaran Rp 20.000-Rp 21.000 per kg.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri.
Advertisement
"Telur itu (harga) normal di kisaran Rp20.000 an. Tapi kalau sudah di atas Rp23 ribu, Rp24 ribu itu sudah tidak normal. Apalagi saat ini sudah diRp25 ribu sampai ke atas, artinya kenaikan sudah tidak normal, sudah di luar kewajaran," terangnya saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (16/11).
Abdullah menduga, kenaikan harga telur ayam tersebut diakibatkan oleh dua faktor. Pertama, tidak adanya keseimbangan antara ketersediaan barang (supply) dengan permintaan(demand) yang tinggi.
"Kedua, mungkin karena faktor distribusi. Seperti cuaca ini yang tidak menentu ini juga bisa jadi pemicu. Akibatnya, harga telur ayam naik tinggi," bebernya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minta Pemerintah Segera Cari Solusi
Maka dari itu, dia mendesak pemerintah untuk gerak cepat mengatasi persoalan mahalnya harga telur ayam di wilayah ibu kota. Mengingat, kenaikan harga makanan tinggi protein tersebut dinilai merugikan pedagang maupun masyarakat selaku konsumen.
"Jadi, perlu gerak cepat ya pemerintah. Kenaikan harga telur ayam yang tidak wajar ini akan berpengaruh negatif terhadap penjual maupun pembeli," tukasnya.
Advertisement