Sri Mulyani Klaim Angka Pengangguran Mulai Turun

Berbagai cara tengah dilakukan pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Dengan ekonomi yang bergerak, hal ini mampu menekan angka pengangguran.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2021, 14:10 WIB
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Berbagai cara tengah dilakukan pemerintah untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Dengan ekonomi yang bergerak, hal ini mampu menekan angka pengangguran.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada tahun 2020, angka pengangguran berada di level 7,1 persen, kemudian per Agustus 2021 berkurang hingga tinggal 6,5 persen.

Adanya tren pemulihan sejak akhir kuartal III dan berlanjut di kuartal IV, di menargetkan angka pengangguran semakin menurun. Ditargetkan tahun depan bisa turun di bawah 6,5 persen.

"Angka pengangguran bisa turun di bawah 6,5 persen," kata Sri Mulyani di acara CEO Networking 2021, Jakarta, Selasa (16/11/2021).

Selama proses pemulihan ekonomi ini dia mencatat ada 1,9 juta penyerapan angkatan kerja. Dibukanya 2,6 juta lapangan kerja. Sehingga angka pengangguran akibat pandemi Covid-19 tinggal 1,8 juta orang. Sedangkan pekerja yang dirumahkan tinggal 1,4 juta orang dari semula 1,8 juta orang.

Penurunan angka pengangguran diharapkan bisa mendorong penurunan angka kemiskinan menjadi dibawah 9 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan terus ditingkatkan dengan menggunakan anggaran APBN.

Selain itu peran APBN juga akan tetap difokuskan untuk sektor-sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi lewat perlindungan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.

Termasuk juga mendukung sektor pariwisata dan turunannya. Begitu juga dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menghadirkan konektivitas bagi daerah tertinggal dan terluar.

"TIK ini akan terus ditingkatkan terutama konektivitas daerah tertinggal dan terluar," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyehatan APBN

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di saat yang bersamaan pemerintah juga berupaya untuk kembali menyehatkan APBN yang selama ini telah menjadi tumpuan saat perekonomian melambat.

Untuk itu pemerintah melakukan reformasi pajak agar APBN kembali sehat. Termasuk belanja negara dan manajemen utang kembali pada rasio yang sehat.

"Ini harus dijaga dengan menjaga kesehatan APBN saat ekonomi pulih. Makanya ada reformasi pajak, belanja negara dan manajemen utang kembali ke rasio di level yang sehat," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya