Ancang-Ancang Eri Cahyadi Hadapi Varian Delta Plus di Surabaya 

Data per 14 November 2021 mencatat, masih ada 7 kasus aktif dari total sekitar 2,9 juta penduduk di Kota Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Nov 2021, 19:06 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kesiapannya menghadapi kemungkinan kelombang ketiga Covid-19 atau varian delta plus.

"Kalau kita melihat enam indikator PPKM Darurat Level 1 di Kota Surabaya, hingga hari ini angka kematian sudah 0. Kemudian, rawat inap rumah sakit 0,65 dan kasus konfirmasi 1,78," ujarnya, Selasa (16/11/2021), dikutip dari Antara. 

Menurut Eri, yang terpenting saat ini adalah testing, tracing dan treatment (3T) terus dilakukan secara konsisten. Hingga saat ini, testing di Kota Surabaya berada di angka 0,12, dengan tracing 29,63 dan treatment 1,34. 

"Artinya, kapasitas 3T di Surabaya tergolong sudah memadai," ujarnya.

Data per 14 November 2021 mencatat, masih ada 7 kasus aktif dari total sekitar 2,9 juta penduduk di Kota Surabaya. Meski kasus aktif masih berada di bawah angka 10, Wali Kota Eri mengaku tak ingin kecolongan.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Langkah pertama adalah peningkatan kegiatan secara konsisten dan terintegrasi upaya 4T yakni Tracking (Pelacakan), Tracing (Penelusuran), Testing (Pemeriksaan) dan Treatment (Perawatan Kesehatan). 

"Ini yang kita lakukan secara terus menerus hampir selama 24 jam sampai hari ini. Kami berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga relawan tracer," katanya.

Tak hanya itu, pelaksanaan kegiatan testing juga berjalan dengan melibatkan tiga pilar, yakni pemkot, TNI dan Polri. Sedangkan pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding), dilakukan secara terintegrasi melalui pemeriksaan RT-PCR.

Eri menyatakan, bahwa surveilans aktif diterapkan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas bagi warga Satuan Pendidikan. 

"Ini kita lakukan selama evaluasi untuk PTM yang dilakukan di sekolah-sekolah. Meskipun kadang-kadang ada yang naik, setelah itu kita blocking area, kita bisa turun kembali," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Konsisten Prokes

Di sisi lain, operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) secara konsisten siang dan malam dilakukan oleh jajaran tiga pilar kecamatan dan kelurahan. Wali Kota Eri menyebut, setiap hari, Tim Swab Hunter dan Vaksin Hunter berkeliling ke tempat-tempat keramaian. Mereka bertugas memastikan warga disiplin menjaga prokes.

Antisipasi gelombang ketiga juga dilakukan pemkot melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk kasus positif CT <20. Apabila ditemukan CT <20, pemkot memastikan memberikan pelayanan ekstra kepada warga tersebut. Di lain hal, swab massal di wilayah berisiko tinggi di tingkat RT, RW hingga kelurahan, juga secara masif dilakukan.

"Sehingga kita menjaga betul jangan sampai kasusnya naik di Kota Surabaya. Penyekatan wilayah perbatasan juga kami lakukan dengan RT/RW untuk monitoring pelaku perjalanan. Kami selalu mengatakan bahwa kehebatan Surabaya ada pada kekuatan RT/RW, bukan Pemkot Surabaya," katanya.

Eri Cahyadi saat meninjau vaksinasi pelajar di SMAN 21 Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya